Salin Artikel

Cerita Ayah Telepon Putrinya di Wuhan 3 Jam Sekali Hanya untuk Tanya Kabar

Dia mengaku khawatir ketika kabar virus corona merebak di Wuhan, tempat sang anak sedang berkuliah. Tak ada harapannya selain sang putri, Dewi Pujut Putri Aririen (20), segera bisa dipulangkan.

"Ya, kami orangtua sangat mengharapkan dia bisa pulang untuk sementara waktu dan tentu  putri saya juga punya harapan yang sama  karena di Wuhan kita tidak tahu seperti apa yang  terjadi dengan wabah virus corona," ungkap Abdul, Selasa (29/1/2020).

Abdul mengatakan, dalam komunikasi terakhir dengan putrinya pada Selasa pagi, dia mengetahui kondisi Dewi baik-baik saja.

"Alhamdulillah, dia dalam kondisi sehat baik, dia selalu di dalam kamar, komunikasi terakhir tadi pagi," ungkapnya.

Abdul bercerita, setiap tiga jam sekali, dia dan anaknya berkomunikasi. Dia selalu ingin mengetahui perkembangan kondisi anaknya di Wuhan.

Dia pun berharap agar Pemerintah Indonesia bisa dapat memulangkan putrinya dari Wuhan.

"Kami harap, Pemerintah bisa memulangkan anak kami karena sebaik-baiknya tempat, untuk saat ini yaitu di kampung halaman," kata Abdul.

Dewi diketahui sebagai mahasiswa China University of Geosciences yang berada di Kota Wuhan. Dia mengambil jurusan Geoteknologi dan sedang menempuh semester dua.


Harapan yang sama

Sebelumnya, orangtua mahasiswa asal Aceh yang masih terisolasi di Wuhan juga meminta Presiden Jokowi untuk segera memulangkan seluruh mahasiswa ke Tanah Air seiring merebaknya virus corona di Wuhan.

Rosnawati, misalnya, khawatir akan kondisi kesehatan anaknya, Hayatul Hikmah, mahasiswi Aceh yang kuliah di Huazhong University of Science and Technology (HUS).

Dia bersyukur, komunikasi via aplikasi WhatsApp dengan putrinya berlangsung lancar.

"Saya harap Presiden dan Gubernur Aceh memulangkan anak kami dari sana untuk sementara waktu. Ini sungguh menakutkan,” kata warga Desa Cot Seutuy, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, itu, kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Pada Senin, Rosnawati menyebutkan, sampai saat ini Pemerintah Aceh belum berkomunikasi dengan orangtua mahasiswa yang kuliah di Provinsi Hubei, China. Kabar hanya mereka dapatkan langsung dari anak masing-masing.

“Anak saya di asrama. Tidak keluar rumah. Mereka krisis makanan. Karena minimarket tutup. Tidak bisa belanja,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Rosnawati, pihak otoritas China mengkarantina para mahasiswa di asrama masing-masing tanpa pemeriksaan kesehatan untuk mereka.

“Semoga pemerintah segera memulangkan anak kami agar kami tidak khawatir dan tenang," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/28/20561031/cerita-ayah-telepon-putrinya-di-wuhan-3-jam-sekali-hanya-untuk-tanya-kabar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke