Salin Artikel

Tuk Panjang, Tradisi Berbagi saat Imlek di Kota Semarang

Setiap tahunya warga keturunan Tionghoa di Kawasan Pecinan Kota Semarang menggelar tradisi perjamuan Tuk Panjang.

Tuk Panjang merupakan perjamuan yang diberikan warga Pecinan kepada masyarakat luar pecinan di atas meja yang panjang.

Berbagai hidangan menarik disuguhkan kepada para tamu sebagai jamuan istimewa yang bisa dinikmati.

Tuk Panjang yang digelar pada saat penutupan Pasar Imlek Semawis, Minggu (19/1/2020), dihadiri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan segenap jajaran Pemerintah Kota Semarang.

Sebelumnya, Tuk Panjang juga digelar pada saat pembukaan Pasar Imlek Semawis yang dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Pada malam itu, tampak enam meja berjajar telah diisi oleh para tamu undangan dari berbagai kalangan, etnis, suku maupun agama.

Hal tersebut menandakan sebuah perayaan keberagaman dalam menyambut tahun baru Imlek di Kota Semarang.

Perjamuan Tuk Panjang pun menyuguhkan berbagai menu hidangan pembuka, hidangan utama dan hidangan penutup.

Sebagai hidangan pembuka para tamu dapat menikmati makanan kedelai sayur atau edamame serta kue keranjang kukus santan.

Selanjutnya ada hidangan utama yang menyuguhkan sup lobak dan roasted chicken nasi kongbap.

Kemudian sebagai hidangan penutup ada affogato yakni es krim vanilla atau coklat yang disiram kopi espresso kental

Beragam menu Tuk Panjang yang dihidangkan tersebut rupanya diyakini dapat membawa kebaikan, keberkahan, keberuntungan serta mempererat kerukunan.

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Harjanto Halim mengungkapkan jamuan Tuk Panjang ini merupakan sebuah tradisi khas Kota Semarang dalam menyambut tahun baru Imlek 2571.

"Kali ini kami menyajikan lobak sebagai hidangan utama. Lobak dalam bahasa Mandarin disebut chai dou memiliki makna keberuntungan. Maka kami berharap seluruh hidangan yang disajikan dapat membawa kebaikan dan keberkahan," jelas Harjanto di Semarang, Minggu (19/01/2020).

Menurut Harjanto, ruh dari perayaan Imlek adalah bersyukur, berkumpul. Makan bersama di Tuk Panjang dianggapnya mencerminkan ruh perayaan Imlek.

"Untuk itu, semoga keberlimpahan, kesehatan, umur panjang serta keharmonisan selalu mewarnai kehidupan kita memasuki tahun tikus logam," kata Harjanto.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendukung penuh semua kegiatan yang menjunjung tinggi keberagaman di Pasar Imlek Semawis.

Sebagai informasi, Pasar Imlek Semawis selalu ramai dibanjiri pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Semarang maupun dari luar kota Semarang.

Lokasinya berada di sepanjang Jalan Wotgandul Timur, Kawasan Pecinan Kota Semarang.

Pasar Imlek Semawis telah berlangsung sejak 17 hingga 19 Januari 2020 dengan mengusung tema "Wayang Potehi".

Tema ini diangkat karena kesenian tradisional khas Negeri Tiongkok ini nyaris punah di Kota Semarang.

Sebelumnya, juga telah digelar tradisi Ketuk Pintu nengawali rangkaian acara Pasar Imlek Semawis doa bersama dan slametan di Klenteng Tay Kak Sie.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/20/05513511/tuk-panjang-tradisi-berbagi-saat-imlek-di-kota-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke