Salin Artikel

Tak Ada Sekolah, Anak-anak Dusun Terpencil Belajar di Bawah Terpal yang Diikat ke Pohon

KOMPAS.com- Di Dusun Ambatunin, dusun terpencil dari Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, tak ada sekolah.

Dari Kabupaten Balangan, perjalanan ditempuh lima jam menggunakan kendaraan roda dua, diselingi jalan kaki untuk mendaki.

Desa Ambatunin terletak di perbatasan Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Kalimantan Timur (Kaltim).

Kondisi jalan pun dianggap sangat ekstrem karena hanya jalan setapak dan bebatuan. Belum lagi, sisi jalan yang kadang terdapat jurang dan melewati hutan belantara.

Di dusun tersebut hingga kini tak ada sekolah. Sekolah terdekat berada di Dusun Hampang, yang memerlukan waktu enam jam dengan berjalan kaki. Sementara kendaraan roda dua juga terbatas.

Akibat minimnya akses pendidikan, sejumlah penduduk usia sekolah tak bisa baca tulis alias buta huruf.

Beruntung, sejak tiga bulan lalu, hadir guru kunjung yang masuk ke desa mereka.

Guru berstatus sukarelawan tersebut memberikan pendidikan, khususnya baca tulis.

Pembelajaran dilakukan hanya dua minggu sekali, dengan waktu belajar hanya beberapa jam.

Proses belajar mengajar pun bukan di dalam kelas, sebagaimana layaknya sekolah.

Mereka dibuatkan satu tempat belajar tanpa bangunan dan hanya beratapkan terpal berwarna cokelat, yang tiap sisinya diikat ke batang pohon.

Kemudian dibuatkan kursi dan meja memanjang untuk dua baris yang dari kayu seadanya.

Satu papan tulis dari papan berwarna cokelat berada tepat di depan para siswa. Huruf abjad dan angka tertulis di papan itu.

Meski dengan kondisi seadanya, para siswa di sekolah tersebut merasa senang.

Beratapkan terpal dan belajar di alam terbuka tak membuat semangat mereka hilang.

Sebaliknya, perasaan senang karena bisa belajar membuat para anak-anak ini menantikan guru kunjung ke desanya.

“Kami senang bisa belajar dan banyak teman juga,” ucap Inul, warga Desa Ambatunin, yang juga menjadi siswa di desa tersebut.

Meski sudah berusia 14 tahun dan normalnya telah memasuki pendidikan tingkat SMP, Inul sama sekali belum bisa membaca dan menulis.

Ia begitu antusias dan menjadi yang paling tua dari semua anak usia belajar yang ikut pendidikan di desa tersebut.

Sebelumnya, Inul bahkan buta huruf sama sekali. Ia tidak bisa membaca apalagi menulis dan berhitung.

Namun keberadaan guru kunjung membantu para anak di Desa Ambatunin untuk mengenal angka dan huruf.

“Sekarang saya sudah bisa menulis dan mengenal angka dan huruf walaupun baru sedikit,” ucapnya.

Dalam mendapatkan pendidikan, belasan anak usia belajar di Desa Ambatunin harus menunggu hingga belasan hari.

Selain itu ada pula siswa yang datang dari permukiman yang lain dan menempuh jarak belasan menit jalan kaki untuk ikut belajar.

Belum lagi kalau musim hujan dan jalan menuju desa tidak memungkinkan untuk ditempuh. Siswa terlambat dan sang guru kunjung terpaksa datang tidak sesuai jadwal.

Mendapati kondisi minimnya pendidikan di Dusun Ambatunin, Dinas Pendidikan Balangan mendatangi perkampungan itu, Rabu (15/1/2020) kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Balangan, Sulaiman Kurdi mengakui tidak mendapati sekolah di tempat tersebut.

“Kami berencana mendirikan sekolah kecil di sana. Paling tidak satu ruang belajar terlebih dahulu. Kemudian dibangunkan pula rumah dinas dan kelengkapan bangunan lain,” jelasnya, seperti ditulis Tribunnews.com.

Disdik Balangan berjanji menganggarkan pembangunan SD kecil di Desa Ambatunin pada tahun anggaran 2020.

Meskipun demikian, Sulaiman mengakui, proses pembangunan nanti ada beberapa kendala yang dihadapi, terutama untuk akses material.

Sebab, kondisi geografis Dusun Ambatunin yang berada di wilayah pegunungan dan di tengah hutan.

Tulisan ini telah tayang di Tribunnews.com

https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/01/17/inul-terpaksa-sekolah-di-bawah-terpal-diikat-di-pohon-belasan-bocah-dusun-di-balangan-buta-huruf

https://regional.kompas.com/read/2020/01/17/09312301/tak-ada-sekolah-anak-anak-dusun-terpencil-belajar-di-bawah-terpal-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke