Salin Artikel

Tak Kuat Hadapi Tikus, Petani Ngawi Berharap Pemkab Turun Tangan

Samirin, petani dari Desa Kasreman mengatakan, cara manual tidak mengurangi jumlah tikus yang memangsa tanaman padi mereka.

Samirin berharap, pemerintah daerah kembali memberikan bantuan peralatan pembasmi tikus.

“Dulu itu dibantu petasan yang mengeluarkan asap sehingga tikus mati. Sekali saja ada bantuan,” ujar Samirin saat ditemui di sawah miliknya, Selasa (14/1/2020).

Upaya pemberantasan tikus dengan cara di-gropyok juga dilakukan petani di Desa Bulakan.

Kasno, salah satu petani di Desa Bulakan mengatakan, meski dilakukan gropyokan, keberadaan tikus masih sangat mengkhawatirkan petani.

“Biar di-gropyok masih ada saja. Petani akhirnya penuhi sawah mereka dengan air,” kata Kasno.

Sementara itu, petani di Desa Baderan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, melakukan gropyokan dengan menggunakan belerang yang dipanaskan dengan menggunakan gas LPG 3 kilogram.

Warga Desa Baderan, Edi Suwarno mengatakan, meski warga di desanya berhasil mendapatkan satu karung tikus setiap gropyok, permasalahan hama tikus belum juga tuntas.

“Satu hari bisa dapat satu karung tikus kalau gropyok,” kata dia.

Para petani di Ngawi berharap Dinas Pertanian Ngawi turun ke sawah warga untuk memberikan solusi menghadapi hama tikus tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/15/13465861/tak-kuat-hadapi-tikus-petani-ngawi-berharap-pemkab-turun-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke