Salin Artikel

Banjir Bandang di Lebak Dipicu Luapan Sungai Ciberang

LEBAK, KOMPAS.com - Banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, menghancurkan sedikitnya 1.410 rumah, 30 jembatan dan sejumlah ruas jalan amblas.

Kepala Seksi Balai TNGHS Wilayah Lebak Siswoyo mengaku, bencana banjir bandang kali ini merupakan terparah terjadi di Kabupaten Lebak.

Dia menambahkan, banjir bandang terjadi setelah Sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.

"Luapan semakin besar karena bergabungnya empat aliran sungai lain dengan Ciberang di Kampung Muhara, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, yakni Sungai Ciear, Cikutawungu, Ciladaeun dan Sungai Cihinis," ujar Siswoyo saat ditemui Cipanas, Lebak, Banten, Selasa (7/1/2020).

Menurut dia, sepanjang aliran Sungai Ciberang dan empat sungai lainnya terdapat 33 titik longsor sementara yang sudah terdata berdasarkan pantauan melalui drone. 

Material longsor seperti tanah, batang pohon hingga jembatan menutupi aliran sungai.

"Saat tumpukan longsor tersebut ambrol, air yang terbendung menerjang sepanjang aliran sungai hingga masuk ke pemukiman di hilir. Dari jejak yang ada, ketinggian sungai mencapai enam meter," kata dia.

Panjang aliran sungai yang terdampak banjir bandang tersebut, kata Siswoyo, mencapai 38,9 kilometer, mulai dari Blok Cibuluh hingga hilir Sajira.

Adapun luas wilayahnya meliputi enam kecamatan yakni Cipanas, Lebakgedong, Sajira, Curugbitung, Maja dan Cimarga. 

Siswoyo mengatakan, pihak TNGHS saat ini terus melakukan pendataan berapa jumlah longsoran yang ada. Longsoran yang saat ini sudah terdata belum mencakup seluruh area TNGHS, termasuk wilayah yang terdapat penambangan emas tanpa izin (PETI).

"Akses belum memungkinkan untuk ke wilayah yang terdapat PETI atau aktivitas penambangan emas liar, kita juga ingin tahu, apa benar penyebab longsor karena aktivitas penambangan liar," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut penyebab banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, lantaran rusaknya hutan di kawasan TNGHS karena aktivitas perambahan hutan dan penambangan emas secara ilegal.

Secara khusus, Jokowi meminta kepada Gurbernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk segera menghentikan aktivitas tambang di TNGHS terutama di wilayah Kabupaten Lebak. 

Menurut Jokowi tidak ada toleransi lagi pagi aktivitas tambang emas liar di TNGHS, karena merugikan masyarakat. 

"Gak bisa lagi, karena keuntungan satu dua tiga orang, kemudian ribuan lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini," kata Jokowi.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/07/20293971/banjir-bandang-di-lebak-dipicu-luapan-sungai-ciberang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke