Salin Artikel

Terlilit Utang, Buruh dan Tiga Anaknya Ini Terpaksa Tinggal di Saung Kebun, Begini Ceritanya...

KOMPAS.com - Seorang buruh pabrik dan tiga anaknya di Sukabumi terpaksa mengungsi di kebun milik warga setelah ditagih utang oleh rentenir dan debt collector, Rabu (16/10/2019) lalu.

Buruh pabrik sepatu tersebut adalah Marlina (33), ibu dari tiga anak. Istri dari Dede Sandi, yang juga buruh pabrik, sempat tinggal di sebuah rumah kontrakan di Desa Sirnaresmi, Sukabumi.

Marlina dan Dede mengaku sudah mencari pinjaman untuk membayar utang ke salah satu rentenir di desa setempat.

Namun, karena tak pinjaman untuk membayar, pasangan buruh pabrik itu terpaksa menjaminkan sepeda motor beserta kuncinya kepada rentenir.

Tak hanya itu, saat hendak pindah kontrakan rumah, sang pemilik tiba-tiba membatalkan perjanjian.

Keluarga Marlina pun terpaksa mengungsi di sebuah saung di kebun. Sebetulnya, salah satu purnawirawan TNI telah bersedia menampung keluarga Marlina yang terkatung-katung. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Dihadang warga dan diancam dilaporkan polisi, ini alasannya

Marlina menceritakan, saat dirinya hendak pindah rumah kontrakan yang baru.

Namun, para penagih hutang dan warga sekitar menghalang-halangi karena menduga dirinya akan kabur.

"Saya ditagih utang, dan diancam akan dilaporkan ke polisi. Karena kami dituding akan kabur. Padahal kami sedang pindahan ke kontrakan baru," ungkap Marlina didampingi suaminya Dede Sandi saat ditemui Kompas.com di saung kebun, Rabu (20/11/2019) petang.

2. Suaminya sudah mencoba cari pinjaman

Sementara itu, suaminya Dede para penagih utang datang, segera mencari pinjaman untuk melunasi.

Namun, pinjaman itu tak kunjung di dapat. Marlina yang saat itu hendak pergi ke kontrakan baru dengan membawa kasur dan karpet, justru dihalangi penagih utang,

"Salah seorangnya saya kenal. Lalu saya dibawa dan diburu-buru, sambil tangan ditarik-tarik dan diikuti puluhan warga," aku Marlina.

Sesampainya di rumah renternir, ternyata suaminya telah sampai lebih dulu.

3. Jaminanan sepeda motor

Dede saat itu menandatangani perjanjian untuk segera melunasi utang dan sebagai jaminan adalah sepeda motor dan kuncinya.

"Motor dan kunci akhirnya disimpan sebagai jaminan," kata Dede.

Setelah itu, pemilik kontrakan yang awalnya akan ditempati keluarga Dede, tiba-tiba membatalkan perjanjian.

Lalu, pada Kamis (17/10/2019), Dede segera memutuskan mencari rumah kontrakan di lain tempat.

Pasangan suami istri itu pada tengah malam langsung mencari mobil untuk pindahan. Meskipun saat itu Dede tidak tahu akan pindah ke mana.

4. Menginap di teras rumah warga

Setelah mendapat bantuan mobil bak terbuka, Marlina dan keluarganya segera mengangkut barang-barang dan peralatan rumah tangga ke bak belakang mobil.

Akhirnya, di gelapnya malam keluarga Marlina mencari kontrakan rumah. Sesampainya di perbukitan Karangpara, di sekitar perbatasan antar desa, mobil pun tak kuat untuk menaiki jalan terjal. Karena jalan menuju puncak Karangpara itu menanjak.

Akhirnya perjalanan dihentikan dan barang-barang diturunkan.

"Kami sudah bingung. Akhirnya barang-barang di simpan di teras rumah warga. Anak-anakpun ditidurkan di teras rumah warga itu," aku Marlina.

5. Dibantu purnawirawan TNI

Sekitar pukul 04:30 WIB, seorang petani tua bernama Agus Suhara (82), melihat di teras rumah salah satu tetangganya berantakan dengan peralatan rumah tangga.

Dia pun langsung menghampiri rumah tersebut dan dirinya terkejut setelah melihat ada tiga anak yang tertidur di teras rumah tersebut.

Agus, yang juga merupakan purnawirawan TNI AD, segera menawarkan Marlina dan keluarganya untuk tinggal bersama di rumahnya.

"Ini tugas kemanusiaan. Mereka dibawa ke rumah dan disuruh tinggal di rumah ini. Namun mereka akhirnya memilih tinggal di saung kebun. Padahal ada kamar yang kosong," kata Agus saat ditemui Kompas.com di rumahnya Rabu siang.

Namun, dia melanjutkan, kalau anak-anak Marlina sudah terbiasa di rumah ini.

Kalau malam di sini, belajar mengaji bahkan sudah biasa menginap. Sedangkan ibu dan bapaknya tinggal di saung kebun.

"Insya Allah selama di sini baik makannya, minumnya Apa (panggilan bapak) yang sediakan. Apa ingat anak-anak dan cucu-cucu. Disuruh tinggal bersama di sini mereka enggak mau," ujar purnawirawan yang mengakhiri tugas pada Kodim 0607 ini.

(Penulis: Kontributor Sukabumi, Budiyanto | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/22/13030061/terlilit-utang-buruh-dan-tiga-anaknya-ini-terpaksa-tinggal-di-saung-kebun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke