Salin Artikel

7 Fakta Tersangka Bom Bunuh Diri di Medan, Latihan Berkuda dan Memanah hingga Tak Hapal Pancasila

Dan hingga Senin sore, polisi telah mengamankan 26 tersangka kasus bom bunuh diri Medan.

Agus mengatakan penangkapan para terduga teroris merupakan pengembangan kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan oleh Rabial MN pada Rabu (13/11/2019) lalu.

Pengungkapan kasus tersebut merupakan operasi gabungan Polda Sumut, Polrestabes Medas, Polres Belawan, dan Densus 88 Polri.

Berikut fakta tersangka terduga teroris di Medan:

Namun Agus tidak merinci tempat pelatihan mereka.

Kabupaten Tanah Karo sendiri memiliki 17 kecamatan dan 269 desa

"Sebelumnya mereka latihan juga di daerah Tanah Karo," kata Agus, Senin (18/11/2019).

Ia mengaku sempat heran dengan pola pelatihan yang dilakukan oleh jariangan teroris yang terlibat kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, karena pola pelatihannya seperti di zaman batu.

"Jangan dibalikkan ke zaman batu. Ini zaman tak bisa berhenti, bisa berkembang setiap saat, kemajuannya setiap hari, bisa berubah," katanya.

Mereka adalah Aris (29), Andri (25), dan Fadli (23). Mereka bertiga adalah anak dari Rudi Suharto (52) warga Kecamatan Belawan, Kota Medan.

Polisi menyebut, gubuk di sebuah tambak yang dijaga Rudi digunakan oleh merakit bom bunuh diri yang meledak di Mapolrestabes Medan.

Aris dan Fadli sudah diamankan polisi pada Kamis (14/11/2019), setelah diantar oleh ayahnya ke rumah Kepala Lingkungan.

Sementara Andri, anak keduanya diduga telah melarikan diri sejak Rabu malam.

Rudi memiliki lima orang anak. Yang tidak terlibat peritiwa itu hanya anak sulung dan anak bungsunya.

"Kalau sedih ya sedihlah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukumlah. Saya bilang, kok gini kalian. Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami enggak tahu katanya," ungkapnya.

Mereka terpaksa ditembak karena salah satu tersangka terduga teroris menyabet petugas dengan pisau serta menyerang dengan air softgun.

Saat itu ada empat orang yang disergap polisi. Tiga orang orang berhasil dilumpuhkan dan satu orang berhasil melarikan diri.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan dua orang yang merakit bom yang dililit di pinggang RMN adalah NP dan K alias Khoir.

"Khusus untuk dua orang yang meninggal dunia (NP dan K) mempunyai kualifikasi merakit bom. Dua orang ini pembuat bom untuk RMN yang digunakan untuk aksi terorisme di Mapolresta Medan," kata Dedi saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).

Selain itu, seluruh tersangka berbaiat ke pimpinan ISIS dan dan pernah melakukan latihan militer di Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara.

Tersangka lain yang ditangkap, termasuk Y, selaku pimpinan kelompok tersebut. Kemudian, ada pula istri RMN, dengan inisial DA, yang ditangkap.

Para tersangka lainnya yaitu, MAI, MN, AL, AS, F, S (perempuan), DH alias Abu Said, KS alias Abu Munsir, S, S, Z, MFJ, SS, W alias Yunus, DS, IF, DS alias Hendro dan AH.

Hingga Senin sore, jumlah tersangka dalam kasus bom bunuh diri di Medan capai 26 orang.

Agus menyebut para tersangka tidak hafal lagu Indonesia Raya dan Pancasila,

"Saat diinterogasi, sebagian besar dari para tersangka itu tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Suruh hafal Pancasila juga enggak hafal. Ditanya cinta Indonesia, mereka diam saja," kata Kapolda Sumut kepada wartawan.

Ia mengungkapkan kelompok ini berbaiat kelompok ISIS di Timur Tengah dan sudah mendeklarasikan setia terhadap pemimpin ISIS Al Baghdadi dan penggantinya.

"Tujuan mereka adalah ingin mendirikan negera sendiri dan juga ingin menunjukkan eksistensinya" kata Agus.

Sebelumnya, jenazah RMN disalatkan di di Mushola Taqwa, Jalang Jangka, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, dekat rumah keluarganya.

Sebelumnya Senin siang ada sekelompok orang yang menolak pemakaman RMN. Hal tersebut dibenarkan oleh Poetra kepala lingkungan di rumah RMN.

Poetra mengatakan hal tersebut adalah wajar karena aksi terorisme termasuk sesuatu yang dikecam.

"Itu wajar. Kebanyakan kalau saya lihat tadi bukan warga setempat. Tapi warga tidak ada yang menolak RMN dimakamkan di sini," katanya.

Saat itu, 2 mobil Gegana, satu mobil Labfor Cabang Medan, dan dua minibus terparkir di pinggir dengan penjagaan polisi berpenutup wajah.

Tidak ada satupun petugas yang mau diwawancarai mengenai apa yang akan dilakukan di tempat ini.

Menurut Rahmad (41), seorang warga Marelan mengatakan, lahan tersebut akan ditanami tebu dalam Minggu ini.

Ia mengatakan tidak tahu persis jam berapa petugas polisi berada di lokasi. Namun saat melintas sekitar jam 08.00 WIB, polisi duah berada di lokasi.

"Enggak tau ya dari jam berapa mereka di sini. Pokoknya jam 8 tadi pagi mereka sudah di sini," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro, Devina Halim | Editor: Aprillia Ika, Fabian Januarius Kuwado, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/19/09290011/7-fakta-tersangka-bom-bunuh-diri-di-medan-latihan-berkuda-dan-memanah-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke