Salin Artikel

Fakta Lengkap Penyerangan SMAN 10 Bandung, Saling Ejek Logo Sekolah hingga Pasca-Pertandingan Sepak Bola

KOMPAS.com - Peristiwa perusakan SMAN 10 di Bandung oleh sejumlah orang diduga dipicu saling ejek di media sosial.

Polisi menyebut, aksi penyerangan itu berawal dari pertandingan sepak bola antar pelajar yang digelar di Lapangan Sidolig, Kota Bandung pada 25 Oktober 2019.

Saat itu, pelajar dari dua sekolah, yaitu SMAN 10 dan SMK 2, terlibat saling ejek logo sekolah.

Salin ejek tersebut ternyata berlanjut di media sosial yang memicu tindakan penyerangan sekolah mereka.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Berawal dari pertandingan sepak bola

Menurut polisi, peristiwa penyerangan SMA N 10 tersebut terjadi pada di Kota Bandung, Jalan Cikutra, Minggu (27/10/2019) malam.

Selain itu, polisi menengarai penyerangan tersebut berawal dari saling ejek di media sosial pasca-pertandingan sepak bola antar pelajar di Lapangan Sidolig, Kota Bandung.

"Jauh sebelum kejadian di SMAN 10 Bandung, ada selisih paham dengan sekolah SMK 2 Bandung pasca-adanya pertandingan persahabatan olahraga sepak bola Liga Pelajar Indonesia Kota Bandung antarsuporter yang mempermasalahkan logo masing-masing sekolah pada Jumat 25 Oktober 2019 di Lapangan Sidolig Bandung," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Selasa (29/10/2019).

2. Saling ejek di medsos berujung saling serang

Menurut Truno, peristiwa saling ejek melalui media sosial dari para pelajar itu berujung saling serang.

"Aksi berlanjut pada Minggu 27 Oktober 2019 dini hari sekira pukul 03.09 WIB (subuh) terjadi pengerusakan di sekolah SMK 2 Jl Ciliwung Bandung dan dilanjutkan sekira pukul 21.15 WIB terjadi pengerusakan Gerbang sekolah dan Pos Satpam SMAN 10 Cikutra Bandung, yang terduga pelakunya masing-masing berkelompok menggunakan sepeda motor," kata Truno.

Truno menambahkan, tindakan penyerangan sekolah merupakan tindakan kriminal murni.

"Perbuatan tersebut murni kriminal (tindak pidana), apalagi sasaran perusakan adalah tempat sekolah atau pendidikan di mana aset bangsa dalam hal ini anak murid sebagai penerus. Siapa pun pelakunya, ia berniat melakukan pembodohan kepada anak bangsa, dan harus menjadi lawan kita bersama. Mengancam dunia pendidikan dalam rangka mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia," kata Truno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10/2019).

3. Polisi lacak pelaku perusakan

Polisi terus melakukan penyelidikan kasus perusakan sekolah tersebut.

Sejumlah saksi mata dan pemeriksaan CCTV juga terus dilakukan. Untuk sementara, bukti yang terungkap adalah para pelaku datang menggunakan sepeda motor.

"Yang terduga pelakunya masing-masing berkelompok menggunakan sepeda motor," kata Truno.

Polisi juga telah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengendalikan para siswa mereka masing-masing.

"Seluruhnya sejauh ini hasil koordinasi dan komunikasi yang dilakukan Satuan Binmas Polrestabes Bandung sepakat menjaga lingkungan sekolah masing-masing," kata Truno.

4. Fasilitas sekolah dirusak

Dalam rekaman video yang beredar, tampak para pemuda yang datang menggunakan motor.

Lalu, gerombolan itu merusak pagar sekolah dan fasilitas di dalamnya seperti pot bunga.

Sementara itu, Kepala Polsek Cibeunying Kidul Kompol Anton membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Betul, anggota sedang mendalami," ujar Anton saat dihubungi, Selasa (29/10/2019).

(Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: Khairina, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/30/11470031/fakta-lengkap-penyerangan-sman-10-bandung-saling-ejek-logo-sekolah-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke