Salin Artikel

Nenek Berusia 120 Tahun Harus Jalani Sisa Hidupnya di Tenda Darurat

Bersama keluarganya, nenek berusia 120 tahun ini ikut mengungsi ke perbukitan Rahaban, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, saat gempa magnitudo 6,8 menguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada 27 September lalu.

Saat gempa terjadi, nenek Jaleha langsung dievakuasi oleh keluarganya menggunakan sepeda motor ke perbukitan desa tersebut.

Terhitung hampir sebulan lamanya, nenek Jaleha hidup di tenda darurat setelah gempa terjadi.

Saat ditemui Kompas.com di lokasi pengunsgian, nenek Jaleha tampak sedang bercengkrama dengan beberapa orang cucunya.

“Umurnya sudah 120 tahun saat ini tapi pendengaran nenek masih bagus, nenek juga sangat sehat,” kata Aliya Rehalat, salah satu keponakan nenek Jaleha kepada Kompas.com, Kamis (24/10/2019).

Aliya mengaku saat gempa terjadi, keluarga ikut membawa nenek Jaleha ke lokasi pengungsian.

Untuk menjaga kesehatan nenek Jaleha, keluarga juga membawa bantal dan kasur ke lokasi pengungsian.   

“Saat ini nenek sudah punya ratusan cicit, banyak sekali,” katanya.  

Menurut Aliya, selama berada di lokasi pengungsian, keluarga sangat memperhatikan makanan untuk nenek Jaleha. Tempat tidur nenek Jaleha pun dibuat khusus agar tidak kedinginan saat malam hari.

“Yang jadi kendala sedikit untuk nenek itu hanya tempat shalat, kalau di kampung itu kan beda dengan di lokasi pengungsian,” katanya.

Sementara itu, Nenek Jaleha yang diajak berbincang mengaku hanya bisa berdoa semoga cobaan ini segera berlalu dan dia serta keluarganya bisa hidup seperti dulu.

“Mudah-mudahan akang bae-bae sudah, (semua baik-baik lagi),” kata Jaleha.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/25/08212591/nenek-berusia-120-tahun-harus-jalani-sisa-hidupnya-di-tenda-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke