Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Gara-gara Pilkades, Warga Boikot Hajatan | Kasus Motivator Tempeleng 10 Siswa

KOMPAS.com - Berita tentang Suhartini, warga RT 013 Desa Jetak, Kelurahan Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, menjadi sorotan pembaca di Kompas.com di hari kemarin.

Pasalnya, gara-gara berbeda pilihan saat Pilkades pada bulan September lalu, warga diduga dengan segaja memboikot hajatan pernikahan anak Suhartini.

Suhartini pun kaget mengetahui para tetangganya tidak datang ke acara hajatan anaknya tersebut.

Sementara itu, kasus pemukulan sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Kota Malang, oleh AS, seorang motivator, juga menyita perhatian pembaca.

Kapolres Malang Kota juga menjadi a AKBP Dony Alexander mengatakan, hingga saat ini sudah ada 10 siswa yang diduga mengalamu pemukulan oleh pelaku.

Baca berita populer nusantara secara lengkap berikut ini:

Suhartini kaget saat tahu tak ada warga desanya yang datang membantu saat acara persiapan pernikahan anaknya.

Usut punya usut, hal itu dikarenakan beda pilihan dalam pilkades beberapa waktu lalu.

Tini, sapaan akrabnya, menceritakan, sepekan sebelum acara hajatan dimulai, dirinya mendatangi ketua RT setempat untuk minta bantuan pembagian kerja.
Namun, ketua RT tersebut mengatakan pembagian kerja bukan dirinya lagi yang mengatur.

Justru, ketua RT menyarankan Tini untuk menemui Karang Taruna. Setelah menemui pihak Karang Taruna, lagi-lagi Tini tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Merasa dipermainkan Tini memilih pulang.

"Karena disuruh ke sana kemari, saya kemudian pulang," katanya ditemui Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).

Keputusan Ustaz Abdul Somad mengundurkan diri dari PNS Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, tengah jadi perbincangan hangat.

Pihak rektorat kampus mengaku masih menunggu klarifikasi secara langsung dari yang bersangkutan.

Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin mengatakan, surat panggilan secara resmi sudah dikirimkan ke alamat tempat tinggal Ustaz Abdul Somad.

"Belum ada. Surat panggilan tujuh hari kerja, jadi kita tunggu sampai tanggal 23 Oktober 2019," kata Akhmad saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Siti (91) dan Simah (82) adalah kakak beradik yang mengalami kebutaan dan tinggal dalam satu rumah.

Mereka adalah warga RT 11/RW 06, Dusun Karangploso, Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur.

Kedua kakak beradik ini tinggal dalam satu rumah papan dengan kondisi kurang layak selama bertahun-tahun.

Mereka hidup hanya berdua tanpa ditemani oleh anggota keluarga yang lain. Keduanya menjalani dan menghabiskan hidup dengan apa adanya bersama.

"Kadang saya masak sendiri, kadang juga diberi oleh tetangga atau kerabat. Kami tinggal berdua, karena memang tidak punya anak dan suami," ujar Simah, saat ditemui, Kamis (17/10/2019).

Sekitar Juli 2019, Dzulmi melakukan perjalanan dinas ke Jepang dalam rangka kerja sister city antara Kota Medan dan Kota Ichikawa di Jepang.

Saat itu, kunjungan Dzulmi ke Jepang didampingi beberapa kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota Medan.

Namun, saat kunjungan itu, ternyata Dzulmi juga ditemani istri dan dua anaknya serta beberapa orang yang tidak memiliki kepentingan dengan kunjungan kerja tersebut.

Tak hanya itu, keluarga Dzulmi memperpanjang waktu tinggal di Jepang selama 3 hari, di luar waktu perjalanan dinas.

Akibatnya, dana untuk perpanjangan waktu tinggal di Jepang membuat pengeluaran perjalanan dinas wali kota tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Alhasil pihak tour and travel yang mengurusi perjalanan ke Jepang menagih sejumlah pembayaran tersebut kepada Dzulmi.

Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander berdasarkan laporan perkara yang masuk ke Mapolres Malang Kota.

"Dari 10 orang, yang lapor masih 9 orang. Yang satu masih mimisan. Nanti kita cek, kalau yang bersangkutan sudah bisa diberi keterangan berita acara, kita periksa," katanya di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jumat (18/10/2019).

Dony mengatakan, berdasarkan hasil visum, ada korban yang mengalami luka di bibir. Sisanya hanya mengalami luka lebam di pipinya.

"Visum yang keluar baru satu, luka di bibir. Sisanya hanya luka bekas lebam," katanya.

(Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik, Kontributor Gresik, Hamzah Arfah, Kontributor Gresik, Hamzah Arfah, Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: Khairina, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/19/06540021/-populer-nusantara-gara-gara-pilkades-warga-boikot-hajatan-kasus-motivator

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke