Salin Artikel

Risma Angkat Bicara Soal Semburan Lumpur di Surabaya, Sebut Warisan Kolonial

Namun, pada kejadian sebelumnya, semburan lumpur minyak itu hanya berlangsung selama sepuluh hari.

Sementara itu, semburan lumpur minyak yang terjadi di rumah warga, tepatnya Perumahan Kutisari Indah III, Surabaya, sudah berlangsung kurang lebih 15 hari, yakni sejak Senin (23/9/2019) lalu.

"Hasil kajian dari tim geologi, lokasi semburan (di Kutisari) merupakan bekas sumur pengeboran minyak dan gas zaman (kolonial) Belanda. Di Surabaya itu banyak, Wonokromo itu penuh," kata Risma di kediamannya, Selasa (8/10/2019).

Ia mengaku akan terus memantau perkembangan semburan lumpur minyak di Perumahan Kutisari Indah tersebut.

"Nanti kita lihat, kenapa kok (semburan minyak) itu terus keluar. Nanti kita lihat perkembangannya," ujar Risma.

Meski demikian, Risma tidak mau tergesa-gesa dengan mengundang tim dari Kementerian ESDM untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kita tunggu nanti, lihat perkembangannya dulu. Minyaknya juga mulai berkurang," kata Risma.

Ia menyebut, permukaan tanah di Surabaya memang terdapat banyak minyak. Karena itu, tanaman di Surabaya susah untuk bertumbuh daripada daerah-daerah lain.

Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, Risma mengaku sering menggunakan pupuk hingga vitamin.

"Kalau di daerah lain ditanam langsung bisa tumbuh. Karena di Surabaya ini bawahnya (tanah) macam-macam, ada minyak salah satunya," imbuh dia.

Pemantauan yang dilakukan, salah satunya menggunakan alat georadar atau penyelidikan radar tanah.

Peneliti Sumber Daya Migas Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Bambang Sugiarto menjelaskan, penggunaan georadar bertujuan untuk mengetahui karakteristik maupun indikasi serta sebaran minyak di kawasan Perumahan Kutidari Indah Utara tersebut.

"Hasil informasi yang didapat serta pengamatan di lapangan, terdapat rembesan minyak di selokan Jalan Kutisari Indah Utara II," kata Bambang, Jumat (4/10/2019).

Namun demikian, Bambang belum bisa memastikan keberadaan pusat semburan minyak tanah tersebut.

Ia mengaku, masih akan melakukan pendataan sehingga bisa diketahui titik semburan dan hal lain yang akan menjadi rekomendasi untuk masyarakat sekitar.

"Kita belum bisa menentukan secara pasti (semburan minyak), masih kita olah datanya. Setelah datanya diproses, kita bisa rekomendasikan ke warga," ujar dia.

Ia menambahkan, jika ditemukan adanya sebaran minyak di bawah permukaan tanah di tempat lain, ia akan melakukan pemetaan lebih lanjut.

"Terutama mengenai sebarannya seperti apa, luasannya mana saja yang kemungkinan memiliki konsentrasi minyak di bawah permukaan. Iu untuk ditindaklanjuti," jelas dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/08/19444241/risma-angkat-bicara-soal-semburan-lumpur-di-surabaya-sebut-warisan-kolonial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke