Salin Artikel

Ribuan Warga Semarang Terjangkit Penyakit ISPA, Dampak Kemarau Panjang

SEMARANG, KOMPAS.com - Sepanjang musim kemarau yang melanda wilayah Jawa Tengah, telah mengakibatkan munculnya berbagai jenis penyakit yang menyerang masyarakat di beberapa daerah.

Di Semarang dilaporkan ribuan warga terjangkit penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selama musim kemarau yang berkepanjangan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam mengungkapkan, selama puncak kemarau di bulan Agustus 2019, terdapat 3.053 penderita ISPA yang tersebar di 16 kecamatan.

"Infeksi saluran pernapasan yang muncul biasanya dialami oleh para lansia dan anak-anak," kata Abdul, kepada Kompas.com, Sabtu (29/9/2019).

Kemarau menyebabkan cuaca sangat panas disertai udara debu. Sehingga, mengakibatkan warga rentan terkena gangguan pernapasan.

Untuk mengetahui gejala ISPA biasanya dimulai dari sakit tenggorokan, pilek pada anak maupun batuk-batuk yang tak kunjung reda.

"Orang yang pilek saja bisa dikenali bahwa dia kena gejala awal ISPA. Kalau pada anak-anak, selain pilek, lalu demam, maka perlu diperiksakan ke dokter atau puskesmas terdekat," ujar dia.

Angka penderita ISPA di Semarang saat ini menduduki urutan pertama menyusul angka penularan sakit tenggorokan dan dehidrasi.

"Sejak Januari sampai sekarang, kami menemukan ada ribuan kasus ISPA. Tapi, harus dipilah-pilah juga, dan kami belum dapat rinciannya. Kasus lainnya karena dehidrasi," ujar dia.

Pihaknya menyarankan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas fisik di siang hari.

Lebih baik menjalankan aktivitas fisik pagi atau sore. Sehingga, bisa mengurangi potensi dehidrasi.

"Saat berpergian keluar rumah bisa memakai masker. Karena debu yang berterbangan berpotensi menjadi kuman bila masuk ke dalam saluran pernapasan," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/13312461/ribuan-warga-semarang-terjangkit-penyakit-ispa-dampak-kemarau-panjang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke