Salin Artikel

Sebanyak 1.704 Warga Batam Menderita ISPA Akibat Kebakaran Hutan di Riau

Hingga Selasa (17/9/2019), tercatat sudah 1.704 warga Batam yang diketahui menderita ISPA akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hal ini berdasarkan hasil data warga yang berobat di puskesmas yang ada di Kota Batam.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmajadi mengatakan, angka tersebut akan mengalami peningkatan dari hari ke hari.

Namun, kenaikan tidak begitu signifikan, alias masih dalam angka normal.

Dan dari jumlah tersebut, mayoritas penderita ISPA adalah orang dewasa.

Sebab, orang dewasa lebih banyak beraktivitas di luar rumah, sehingga paling rentan terserang ISPA.

“Makanya kami sarankan agar masyarakat Batam mengurangi aktivitas di luar rumah apabila memang tidak begitu perlu,” kata Didi melalui telepon, Selasa.

Adapun, sebanyak 1.704 pasien tersebut tersebar di Puskesmas Galang 45 orang, Tiban Baru 80 orang, Sei Langkai 54 orang, dan Tanjung Buntung 44 orang.

Kemudian, di Puskesmas Botania 64 orang dan Puskesmas Sengkuang 94 orang.

Selain itu, di Puskesmas Batu Aji 147 orang, Baloi permai 73, Cate 36 orang, Pancur 89 orang, Sekupang 218 orang, dan Sei Lekop 112 orang.

Kemudian, Lubuk Baja 84 orang, Tanjung Uncang 245 orang, Bulang 31 orang, Belakang Padang 69 orang, Kabil 22 orang, Jabi 46 orang dan Sambau 81 orang serta Puskesmas Sei Panas 70 orang.

“Angka itu didapat dari 1 September hingga 14 September 2019 ini,” kata Didi.

Untuk saat ini, berdasarkan pengukuran Kementerian Lingkungan Hidup, kualitas udara Batam mulai membaik, bahkan saat ini diangka 85 atau masuk katogori sedang.

Didi mengatakan, jumlah penderita ISPA akan terus meningkat jika kabut asap ini tidak kunjung reda.

Namun, kebanyakan pasien ISPA tidak sampai harus dirawat, kecuali bila penderita mengalami infeksi pada paru.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk sering mengonsumsi air putih serta buah-buahan, sehingga bisa meredakan dan menyegarkan saluran tenggorokan.

Jika ada gangguan lebih jauh, masyarakat dapat segera melakukan pemeriksa kesehatan segera di pusat kesehatan masyarakat yang terdekat.

Lebih jauh, Didi mengatakan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada mata, selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.

Paparan kabut asap juga bisa menyebabkan reaksi alergi, peradangan, ISPA, hingga pneumonia atau radang paru.

Menurut Didi, sepanjang 2019, korban ISPA di Kota Batam jumlahnya selalu bervariasi. 

https://regional.kompas.com/read/2019/09/17/14433241/sebanyak-1704-warga-batam-menderita-ispa-akibat-kebakaran-hutan-di-riau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke