Salin Artikel

BJ Habibie dalam Kenangan Emil Dardak, Idola yang Tak Pernah Lagi Bisa Ditemui

Emil mengungkapkan rencananya untuk bertemu Habibie. Namun, rencana itu pudar karena Habibie terlebih dahulu berpulang.

“Jujur saya ada rencana untuk bertemu beliau,” kata Emil saat ditemui di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB). Malang, Kamis (12/9/2019).

Emil mengaku sudah menyampaikan rencananya itu kepada Habibie. Habibie bersedia ditemui setelah menjalani perawatan.

Karenanya, Emil menunggu sampai Habibie selesai menjalani perawatan dan menemuinya.

Sayang, Habibie tak kunjung sembuh. Sampai akhirnya penantian Emil terhenti ketika mendengar kabar bahwa orang yang dinanti untuk ditemuinya telah berpulang di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).

“Dari beberapa lama, tapi saya diminta merahasiakan bahwa beliau sebenarnya lagi dirawat. Tidak nyangka bahwa kemudian ternyata kok tidak keluar-keluar dari perawatan. Jadi ini sebenarnya sudah agak lama dirawat Pak Habibie ini,” katanya.

“Beliau sudah berkenan untuk menerima kunjungan kami. Tapi akhirnya takdir berkata lain, beliau harus berpulang,” ujar Emil.


Emil sebelumnya berencana menemui Habibie untuk konsultasi terkait pembangunan di Jawa Timur.

Menurut Emil, pembangunan di Jawa Timur harus berlandaskan teknologi dan Habibie adalah orang yang tepat untuk dimintai pendapat.

“Tentu meminta wejangan karena Jawa Timur ini saya ingin dibangun di atas landasan teknologi. Siapa lagi yang paling tepat kalau tidak ke Pak Habibie,” katanya.

Idola sejak SD

Bagi Emil, Habibie adalah idola. Emil berkeinginan untuk menjadi scientist karena terinspirasi oleh Habibie yang sukses dalam bidang teknologi.

Emil juga menganggap Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi yang legendaris.

“Saya itu dari SD mengidolakan beliau. Beliau presiden tapi beliau Menristek paling legendaris dalam pandangan saya. Karena di era beliau lah saya merasa ada suatu dorongan untuk benar-benar menjadi seseorang scientist. Jadi idola saya saat saya menjadi siswa teladan di DKI saya hanya melihat Pak Habibie, belum wapres, waktu itu masih Menristek,” katanya.


Karenanya, Emil berharap Habibie menjadi inspirasi bagi generasi bangsa. Meninggalnya Habibie, kata Emil, harus menjadi panggilan bagi anak bangsa untuk berkiprah seperti beliau.

“Mudah-mudahan tentunya ini menjadi wake up call bagi kita. Ayo kita butuh lebih banyak lagi tokoh-tokoh bangsa yang benar-benar komitmen kepada kemajuan teknologi bangsa,” katanya.

Habibie dimakamkan di sebelah makam istrinya, Hasri Ainun di TMP Kalibata.

Prosesi pemakaman berlangsung dengan diiringi upacara militer dengan Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/12/14461151/bj-habibie-dalam-kenangan-emil-dardak-idola-yang-tak-pernah-lagi-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke