Salin Artikel

9 Kisah Unik Saat Operasi Patuh, Keluarkan Jurus Silat hingga Razia Mertua Sendiri

Target Operasi Patuh 2019 ini untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancara lalu lintas di seluruh wilayah Indonesia.

Selama Operasi Patuh digelar ada beberapa kejadian unik dan menarik. Seperti di Banjarmasin. Seorang pengendara motor mengeluarkan jurus sila saat kena razia.

Sementara di Bojonegoro, seorang polisi razia mertuanya. Kisah mereka diunggah di Instagram Satlantas Polres Bojonegoro dengan narasi yang berjudul 'Bukan Karena Anak Tak Sayang Bapak'

Berikut 9 kisah unik selama Operasi Patuh digelar sejak Kamis (29/8/2019):

Video pengendara yang mengeluarkan jurus silat tersebut viral di media sosial.

Kabid Humas Polda Kalsel Kombes M Rifai mengatakan pengendara yang tidak disebutkan identitasnya itu sengaja mengeluarkan jurus silat untuk menghindari tilang polisi.

"Itu di Banjarmasin, kejadiannya kemarin siang. Jadi dia mengeluarkan jurus silat untuk menghindari agar tidak ditilang," ujar Rifai, saat dihubungi, Senin (9/9/2019).

Menurut Rifai, awalnya pengendara tersebut bertingkah normal seperti pengendara lainnya.

Namun, setelah mengetahui surat-surat kendaraan yang dibawanya habis masa berlakunya, tidak tahu kenapa ia pun langsung mengeluarkan jurus silat.

"Kelengkapan surat-suratnya, SIM dan STNK habis masa berlakunya. Usai mengeluarkan jurus itu, tetap kita tilang," lanjut Rifai.

 

Tiba-tiba, hantu jadi-jadian muncul di tengah sidang penindakan yang digelar dan duduk bersama dengan para pelanggar yang terkena tilang.

Hantu dengan wajah menyeramkan tersebut menjadi pendamping para pelanggar lalu lintas.

Pihak kepolisian sengaja menghadirkan hantu jadi-jadian tersebut di area sidang.

Kehadiran hantu tersebut diharapkan memberi efek jera, agar pelaku kesalahan tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian.

"Kami mau kasih shock therapy, pengingat kepada pengguna jalan, terutama mereka yang kemarin melanggar-melanggar itu, bahwa pelanggaran itu awal dari kecelakaan, seperti melawan arus, kecepatan melebihi batas maksimal, tidak pakai helm, dan lain sebagainya," ujar Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto, Rabu (4/9/2019)

 

Selain mengamankan 3 orang tersebut, polisi juga menyita noken dan gelangan tangan yang bercorak bendera bintang kejora.

Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi mengatakan, untuk noken dan gelang tangan yang dipakai pengendara motor terpaksa harus disita, karena motifnya bercorak bintang kejora.

"Bagi mereka yang kedapatan bawa senjata tajam tetap akan diproses, karena dikuatirkan akan digunakan untuk perbuatan negatif," kata Adam.

 

Mobil Toyota Fortuner tersebut, terjaring saat petugas melaksanakan Operasi Patuh Muara Takus di Pekanbaru, Riau.

Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Ditlantas Polda Riau AKBP Eko Wimpiyanto mengatakan, awalnya petugas curiga melihat kondisi fisik pelat mobil tersebut. Setelah diamankan, petugas menemukan pengecekan nomor polisi.

Setelah dibuka pelat nomor polisi berwarna hitam, ternyata di dalamnya ada pelat lain. Tiga lapis," sebut Eko pada wartawan, Selasa.

Dua pelat hitam yang ditemukan adalah dengan nomor polisi BA 10 46 BS dan BA 2 E, sedangkan pelat merah BA 1585 E.

"Pelat yang asli warna merah, yang merupakan mobil pemerintah," jelas Eko.

 

Foto Bripka Parmono dan mertuanya diunggah di Instagram Satlantas Polres Bojonegoro dengan narasi yang berjudul 'Bukan Karena Anak Tak Sayang Bapak' pada akhir pekan kemarin, Minggu (8/9/2019).

Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bojonegoro AKP Aristianto, membenarkan kejadian tersebut.

"Benar, saya sendiri ada di lokasi saat itu. Bripka Parmono atau yang sehari-hari biasa disebut Pram, saat itu sedang memeriksa kelengkapan surat-surat pengendara, nggak tahunya salah seorang yang diperiksa itu bapak mertuanya sendiri," ujar Aris, Selasa (10/9/2019).

Aris sendiri awalnya tidak mengetahui bahwa salah seorang yang diperiksa oleh Bripka Pram adalah bapak mertuanya sendiri.

"Awalnya dia juga tampak kaget, saat memeriksa bapak mertuanya sendiri. Saya juga awalnya kaget, setelah diberitahu oleh salah seorang anggota yang lain, jika Bripka Pram saat operasi itu memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan milik bapak mertuanya," terangnya.

 

Dalam video itu terlihat pengendara yang mengenakan helm dan jaket berwarna hitam menangis sambil memasukkan sesuatu ke jok motornya.

Pria itu terus menangis, sembari terus direkam oleh petugas kepolisian. Tampak di samping pengendara itu seorang remaja yang sedang dinasihati oleh seorang polwan untuk menggunakan helm.

Peristiwa itu terjadi saat razia kendaraan bermotor yang digelar Satuan Lalu Lintas Polres Gowa di depan Masjid Syekh Yusuf, Jalan Mesjid Raya, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (9/9/2019).

KBO Satlantas Polres Gowa, Iptu Ida Ayu Made Arry mengatakan, pria itu menangis lantaran kaget dirinya diberhentikan polisi karena keponakan yang dibonceng tidak mengenakan helm.

Padahal sang keponakan yang berseragam SMP sudah memegang helm.

“Sebenarnya itu pengendara motor tidak melanggar, karena surat-surat dan kelengkapannya ada semua. Sang Paman ini juga memberikan helm kepada keponakannya untuk dikenakan, cuma dasar anak-anak biasa ada yang bandel. Malah tidak dikenakan dan disembunyikannya, sehingga terjaring razia,” katanya, saat dikonfirmasi, Selasa (10/9/2019).

 

"Pemberian helm gratis SNI untuk mengedukasi warga yang terkena tilang, tentang pentingnya mengenakan helm untuk keselamatan saat berkendara sepeda motor di jalan raya," kata Kasatlantas Polres Madiun AKP Jimmy H Hasiolan, Kamis (5/9/2019).

Jimmy mengatakan, Satlantas Polres Madiun menyediakan helm gratis SNI bagi warga yang terkena tilang karena tidak mengenakan helm standar berlabel SNI.

Helm itu tersedia untuk anak-anak dan dewasa.

 

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP M Nasir mengatakan, mobil itu ditilang di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019) kemarin.

"Dilakukan pemeriksaan terhadap kendaraan jenis Ferrari warna putih. Mobil tersebut tidak menggunakan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang dikeluarkan oleh Polri. TNKB hanya terpasang di belakang sementara di depan mobil tidak dipasang (TNKB)," kata Nasir.

 

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sutimin mengatakan, penangkapan berawal saat keduanya yang sedang menggunakan sepeda motor dihentikan oleh petugas saat Operasi Patuh Jaya, Selasa (2/9/2019).

Keduanya dihentikan polisi karena berkendara tidak menggunakan helm dan sempat ingin melarikan diri dari petugas.

Salah satu pelaku kabur ke rumah kosong di dekat TKP. Namun langsung dikejar petugas dan berhasil ditangkap.

Polisi pun menggeledah kedua pelaku dan sepeda motornya dan ditemukan satu paket ganja seberat satu kilogram dibungkus selotip coklat.

Selanjutnya, kedua pelaku langsung dibawa ke Polsek Makasar beserta batang buktinya untuk jalani pemeriksaan.

SUMBER: KOMPAS.com ( Aditya Maulana, Andi Muhammad Haswar, Hamzah Arfah, Budy Setiawan, Hamzah Arfah, Hendra Cipto, Muhlis Al Alawi, Rindi Nuris Velarosdela, Dean Pahrevi)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/11/06360071/9-kisah-unik-saat-operasi-patuh-keluarkan-jurus-silat-hingga-razia-mertua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke