Salin Artikel

Dampak Bencana Kabut Asap, 7 Penerbangan "Delay" hingga Sekolah Diliburkan

KOMPAS.com - Asap kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan membuat 7 penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, mengalami penundaan.

Menurut Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsuddin Noor Aditya Putra Patria, jarak pandang di runway Bandara Syamsuddin Noor hanya berkisar 200 hingga 400 meter karena kabut asap pekat, Selasa (10/9/2019). 

Sementara itu, kabut asap juga melanda wilayah Pekanbaru, Riau. Akibatnya, seluruh murid Sekolah Dasar ( SD) Negeri 105 di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, diliburkan.

Dari pantauan pihak sekolah, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut semakin parah.

Baca fakta lengkap terkait dampak kabut asap karhutla di beberapa daerah: 

Dari informasi yang diterima Kompas.com, ada tujuh penerbangan yang mengalami keterlambatan dari sejumlah maskapai.

"Iya, ada tujuh yang delay, semuanya penerbangan pagi," ujar Aditya Putra Patria, saat dihubungi, Selasa.

Menurutnya, jarak pandang di runway Bandara Syamsuddin Noor Selasa pagi hanya berkisar 200 hingga 400 meter karena kabut asap pekat.

Kondisi tersebut membuat pesawat yang seharusnya sudah siap lepas landas terpaksa kembali ke apron menunggu kabut asap menimpis.

Sementara itu, waktu ketujuh penerbangan yang mengalami keterlambatan keberangkatan bervariasi, mulai dari satu, hingga dua jam dengan rute berbeda.

"Kebanyakan mundur 1 jam 20 menit, kecuali kalau yang memang jadwalnya dekat dengan saat visibility mulai membaik," lanjut Aditya.

Sebelumnya, pada hari Senin (9/9/2019), kabut asap juga melanda Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.

Officer in Charger di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Bayu mengatakan, pada hari it, dua penerbangan ke Bandara Tebelian, Sintang, Kalimantan Barat, dibatalkan.

Selain itu, penerbangan ke Bandara Rahadi Oesman, Ketapang dan ke Bandara Pangsuma, Kapuas Hula, mengalami delay.

"Hari ini, terkait kabut asap, dua penerbangan ke Sintang di-cancel, dan masing-masing satu penerbangan ke Kapuas Hulu dan Ketapang, delay," kata Bayu, kepada Kompas.com, Senin (9/9/2019) sore.

Dalam surat edarannya, Bupati Landak Karolin Margret Natasa menjelaskan, sekolah diliburkan selama empat hari, dari tanggal 11-14 September 2019.

Surat yang beredar Selasa (10/9/2019) tersebut ditujukan kepada sekolah mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP, baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Landak.

"Kemudian poin ketiga, untuk informasi lebih lanjut terkait kondisi cuaca akan disampaikan melalui surat selanjutnya," kata Marsianus melalui keterangan tertulisnya, Selasa (10/9/2019).

Kondisi serupa juga dialami para siswa di Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh aktivitas jam belajar mengajar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Sumatera Selatan diundurkan setelah terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Surat pengunduran jam belajar itupun saat ini telah diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) dan akan diedarkan di seluruh sekolah tingkat SMA.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo mengatakan, surat edaran diundurkannya jam belajar sekolah tersebut diprioritaskan untuk siswa SMA yang terpapar kabut asap, seperti kota Palembang, Kabupaten Ogan komering Ilir, Ogan ilir dan Banyuasin.

"Ini menindak lanjuti udara di Palembang yang sudah tidak sehat. Sehingga proses jam belajar dimundurkan. Biasanya, pada pagi hari asap pekat," kata Widodo.

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra, Hendra Cipta, Andi Muhammad Haswar, Idon Tanjung)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/11/06350021/dampak-bencana-kabut-asap-7-penerbangan-delay-hingga-sekolah-diliburkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke