Salin Artikel

Kesaksian Kepala Desa soal Sosok Istri Terduga Teroris di Sampang Madura

Menurut Marruli, Densus 88 hanya menangkap satu orang warganya berinisial HS. Sementara itu, istri HS yang berprofesi sebagai dokter gigi, yakni NH (sebelumnya ditulis inisial I) tidak ikut ditangkap karena dinilai bukan terduga teroris.

"(Istri HS) ada di rumahnya waktu penggeledahan semalam (Kamis 22/8/2019). Waktu itu kan (penggeledahan) ada saya juga yang di dalam (rumah kontrakan NH dan HS)," kata Martuli, dihubungi Jumat (23/8/2019) malam.

Ia mengaku sudah lama mengenal NH, bahkan sebelum NH menikah dengan HS.

Dokter gigi puskesmas dengan status PTT

Martuli membenarkan bahwa NH merupakan dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Batulenger dengan status pegawai tidak tetap (PTT) sejak tahun 2006, saat itu.

"Kalau enggak salah tahun 2006 (mengenal NH), saya belum jadi kepala desa. Dia datang ke sini masih bujangan. Terus setelah itu kos di dekat Puskesmas (Batulenger), utaranya puskesmas (Batulenger)," ujar dia.

Martuli mengaku, setelah menikah dengan HS, NH kemudian tidak indekos lagi dan memilih kontrak rumah di dekat Puskesmas Batulenger.

Rumah kontrakan itu, sambung Martuli, dekat dengan rumah dirinya dan hanya berjarak 40 meter dengan rumah kontrakan NH dan HS.

Sebelum maupun sesudah menikah dengan HS, NH disebut tidak menunjukkan perubahan sikap.

Di Desa Bira Tengah, kata Martuli, NH dikenal perempuan yang baik dan suka berbaur dengan tetangga. Ia menyabut, NH juga cukup fasih berbahasa Madura.

"Dia (NH) orangnya baik kok, artinya bagus suka berbaur dengan masyarakat, seperti orang-orang biasanya, bisa ngomong pakai bahasa Madura," ucap Martuli.

Martuli menyebut, dirinya sering bersilaturahni ke rumah NH lantaran istri Martuli merupakan bidan yang juga bekerja di puskesmas tersebut.

Istri terduga teroris menangis saat rumahnya digeledah

Saat Densus 88 Antitror menggeledah rumah HS, Martuli menyampaikan bahwa NH sempat menangis dan tidak mengetahui bila suaminya selama ini diduga terlibat jaringan terorisme dan disebut simpatisan ISIS.

"Kaget, waktu itu kan (NH) juga ke saya nangis, 'saya enggak tau pak kalebun (kepala desa). Kasihan, istrinya tidak tahu apa-apa," turur Martuli.

Sebelumnya, Bupati Sampang Slamet Junaidi mengakui Pemerintah Kabupaten Sampang kecolongan setelah Densus 88 Antiteror melakukan penggrebekan terhadap salah satu warga yang diduga terlibat jaringan ISIS di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, Kamis (22/8/2019).

"Ini kita kecolongan sebenarnya kalau memang itu betul-betul, dia itu anggota ISIS. Kita kecolongan," kata Slamet dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (23/8/2019).

"Mereka bukan asli warga Sampang, mereka merupakan pendatang. I (NH) itu berasal dari Jombang sementara HS berasal dari Jawa Tengah," ujar Slamet.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/24/09181231/kesaksian-kepala-desa-soal-sosok-istri-terduga-teroris-di-sampang-madura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke