Salin Artikel

Slamet, Warga Nasrani di Gunungkidul yang Ikut Memotong Daging Kurban

Meski sebagai pemeluk Nasrani, Slamet ikut mempersiapkan penyembelihan hewan kurban bagi masyarakat Muslim yang merayakan Idul Adha.

Setelah melaksanakan shalat, seluruh warga berkumpul di Mushala.

Sebagian laki-laki termasuk Slamet menyiapkan lokasi penyembelihan dan pemotongan daging.

Setelah beberapa hewan kurban disembelih, mereka membaur dengan warga lainnya untuk ikut memotong dua ekor sapi yang merupakan hasil iuran warga.

Sambil bersenda gurau, mereka memotong dan menimbang daging kurban di halaman Mushala. 

Sementara itu, para ibu-ibu menyiapkan makanan untuk dinikmati bersama.

Mereka memasak sayur asem, orek tempe, sambel, dan tongseng daging untuk makan siang.

"Jam 08.00 WIB shalat Idul Adha, kami (umat Nasrani) mempersiapkan tempat peralatan biasa saja langsung kerja sama, ambyur bareng," kata Slamet saat ditemui di sela memotong daging kurban di Mushala Al Haadi, Minggu.

Di wilayah tersebut ada 5 kepala keluarga yang memeluk agama Kristen. Bersama 33 kepala keluarga lainnya, mereka sudah terbiasa bekerja sama sejak beberapa tahun lalu.

Mereka biasanya membantu memotong kecil-kecil daging, dan mendistribusikan kepada warga.

Keterlibatan ini bukan sekadar aksi gotong royong, melainkan juga turut menciptakan kerukunan dan toleransi antarumat manusia.

Slamet mengaku sudah mempersiapkan pisau dari rumahnya.

Ia datang bersama istri dan dua anaknya.

"Tidak memandang agama, latar belakang apapun, kami kerjas ama saling bantu-membantu," ujar Slamet.

Slamet yang juga sebagai ketua rukun tetangga mengatakan, nantinya bagi warga yang tidak datang saat penyembelihan akan dikunjungi untuk mendapat jatah daging kurban.

Menurut Slamet, saat perayaan keagamaan Nasrani seperti Natal, warga di sini saling mengunjungi tetangganya.

"Di sini guyup rukun. Puji Tuhan bisa menerima kami," ucap Slamet.

Hal ini sebagai bentuk gotong royong masyarakat setempat menyambut hari raya kurban.

"Sudah biasa seperti ini. Kami saling membantu semua warga tanpa membedakan latar belakang agamanya," kata Tukijan. 

Saat makan siang, semua warga saling menyatu untuk makan bersama.

Makan siang ini juga sebagai waktu beristirahat untuk kembali melanjutkan sisa potongan daging yang belum selesai dibagikan kepada warga.

"Warga masyarakat RT 02 campur bisa rukun. Bisa merukunkan acara seperti ini ,enggak usah membedakan. Semua sama-sama saling mendukung," ucap Tukijan.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/11/15025721/slamet-warga-nasrani-di-gunungkidul-yang-ikut-memotong-daging-kurban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke