Salin Artikel

Kisah Adithya Merintis Dapur GG Beromzet Miliaran, Pernah Makan Nasi Pakai Terigu hingga Terlilit Utang

Begitu ditelusuri, ojol tersebut bersumber dari sebuah tempat bernama Dapur GG, tempat jualan ayam geprek yang dipasarkan melalui sistem online.

Kesibukan sangat terlihat di Dapur GG. Ada yang sedang menggoreng ayam, meracik bumbu, menerima pesanan dan mengemasnya, kemudian mengurus pembayaran.

Jika dilihat sekilas ada sekitar 6-7 orang di ruangan tersebut. Di bagian luar, terlihat 20-an motor ojol berjejer rapi di parkiran. Bagi yang tidak kebagian parkir, mereka menunggu di sepanjang gang.

Sang pemilik Dapur GG, Adithya Citra mengaku, bisnis ayam gepreknya tumbuh dengan cepat. Hanya dalam waktu tiga tahun, omzet perusahaannya mencapai Rp 150 juta per bulan atau miliaran per tahun.

“Namun, semua ini didapatkan melalui perjuangan yang luar biasa,” ujar Adit kepada Kompas.com, belum lama ini.

Jatuh bangun

Adit memulai usahanya pada 2012 dengan modal pinjaman ke bank Rp 6 juta untuk membuka rental play station.

Hari demi hari, keuntungan yang dirasakan Adit kian besar. Ia pun tergiur untuk mengembangkan usahanya dengan meminjam uang lebih besar ke bank.

Adit kemudian membuka cabang rental play stationnya. Gaya hidupnya pun mulai berubah. Dari mulai makanan mewah, gadget mewah, hingga kerap menggesek kartu kredit.

Tak berapa lama, usaha yang dibangunnya mandek. Ditambah pencurian di rentalnya membuat usahanya merugi.

Puncaknya di tahun 2015. Meski usahanya memiliki dua cabang, ia stres membayar tagihan utang. Saking tak ada uang, ia hanya makan nasi dengan terigu goreng saat itu.

“Utang saya Rp 500 juta sedangkan kekuatan bisnis saya enggak bagus. Masa cicilan Rp 20 juta, pemasukan Rp 9 juta,” ucapnya.

Saat itu, lulusan Universitas Widyatama ini memutuskan untuk membangkrutkan diri. Ia jual semua aset. Namun, tetap tak bisa menutupi utang.

Dalam struk tagihan rumah sakit tertera angka Rp 8 juta. Sedangkan ia hanya mengantongi uang Rp 1,5 juta. Ia pun menerima bantuan dari saudara-saudaranya.

Di tengah keterpurukan itu, Adit tersadar. Proses bisnis yang dijalankannya tidak baik karena riba. Ditambah perjanjian dengan investor yang merugikan pihaknya.

Ia pun bertekad akan membuka usaha lagi tanpa riba dan bentuk kerja sama bagi hasil dengan investor. Karena bagaimana pun ia harus bangkit dan melunasi utang.

“Saya mengubah konsep dengan investasi leher ke atas,” tuturnya.

Seperti belajar ke pengusaha manapun, ikut pelatihan, komunitas, seminar, pelatihan, belajar, membaca, pokoknya investasi yang membuat dirinya pintar.

Berbeda dengan investasi ke bawah seperti pakaian, sepatu, tas, gadget, yang nilainya terus menyusut.

Membuka ayam Geprek

Sambil belajar ke sana-kemari, Adit memutar otak mencari bisnis yang cocok. Pilihannya jatuh pada makanan olahan dari ayam, terinspirasi dari sang kakak.

“Saat itu sisa uang Rp 1 juta, harus cukup untuk bahan baku dan bertahan hidup,” tuturnya.

Ia pun menjual 20 varian makanan olahan dari ayam yang dulu belum booming di Bandung. Hingga akhirnya ia fokus berjualan ayam geprek dan menjualnya melalui layanan pesan singkat BBM atau BlackBerry Messanger dan WhatsApp.

Di tahun-tahun awal, ia menjalankan bisnisnya berdua dengan sang istri. Sehari ia bisa bekerja 14 jam.

Untuk menghibur diri, ia dan istrinya kerap jalan-jalan ke Jalan Suci yang berjarak kurang dari 3 kilometer dari rumahnya.

“Abis jalan-jalan, nangis pelukan sama istri,” ungkapnya tertawa.

Tahun 2017, ia dipertemukan dengan GoFood, kemudian dibantu promo gratis oleh GrabFood. Cara ini membuat usahanya berkembang pesat. Dari omzet Rp 1 juta menjadi Rp 5 juta.

Di tahun 2019, utang Rp 500 juta yang melilit Adit lunas. Kini ia memiliki 6 pegawai dengan omzet Rp 150 juta per bulan.

Bisnis Adit yang dinilai seksi ini bisa dibilang tanpa modal. Karena untuk ayam, sembako, hingga gas ada yang mensuplai dan dibayar belakangan.

Dapur GG ini pun membuat bisnis di sekitarannya maju. Seperti warung-warung di sekitar Dapur GG ramai pembeli oleh pengemudi ojol.

Ketika ditanya sejak kapan Adit mulai bisnis, ia menjawab, sejak remaja. Terutama saat duduk di bangku SMA, ia pernah jualan sepatu hingga CD. Begitupun saat kuliah, ia pernah ikut MLM.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/09/09471191/kisah-adithya-merintis-dapur-gg-beromzet-miliaran-pernah-makan-nasi-pakai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke