Salin Artikel

Cerita Atun, Guru Honorer yang Bantu Bocah Kumal dan Miskin agar Bisa Bersekolah

KUNINGAN, KOMPAS.com — Atun Rohayatun (24), guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, memiliki hati mulia.

Dia membantu Jodi, bocah yang memiliki semangat tinggi bersekolah tetapi berasal dari keluarga tidak mampu. Saat itu, Jodi kerap mengenakan baju kotor ke sekolah.

Atun melakukan hal itu semata-mata untuk menarik perhatian banyak pihak agar tergerak hatinya membantu bocah tersebut.

Kepedulian Atun ternyata tidak hanya di media sosial. Sebelumnya, dia sudah melakukan beberapa hal untuk Jodi.

Selain Atun, guru-guru lain dan kepala sekolah juga bersama-sama memperhatikan kondisi Jodi.

Kepada Kompas.com Atun menceritakan, Kepala SDN Margabakti Edi Junaedi sudah menawarkan Jodi untuk bersekolah. Jodi pun bersedia.

Lalu, Dini, salah satu guru SDN Margabakti, meminta Atun membelikan baju seragam dan sepatu bagi Jodi.

“Pas Selasa (23/7/2019), kami nungguin Jodi di sekolah. Agak siangan, jam delapan lebih, dia ke sekolah untuk main dan jajan. Saya turun ke tempat jajan dan mengajak Jodi sekolah. Awalnya tidak mau. Saya bilang makanannya saya bawa ke sekolah dan makan sama ibu,” kata Atun kepada Kompas.com melalui sambungan seluler, Selasa (30/7/2019).

Setelah tiba di sekolah, Atun melihat Jodi belum mandi dan mengenakan baju kotor. Jodi berasal dari keluarga yang tidak memiliki kamar mandi dan sanitasi di rumah.

Seketika, Atun tergerak untuk memandikannya. Atun selalu mengingat betul hari itu, hari pertama dia merasa seperti ibu meski belum menikah dan belum punya anak.

“Dengan Jodi sudah nurut mau dimandikan, ya rasanya seneng banget, rasa keibuannya langsung keluar. Enggak ada rasa jijik atau apa pun. Cuma ya sedih, seneng, terharu, pokoknya campur aduk. Yang di pikiran saya, cuma gimana kalau saya yang ada di posisi Jodi, apa bisa sesemangat Jodi, sekuat Jodi. Dari kejadian ini, saya belajar jadi lebih bersyukur,” ungkap Atun.

Atun melihat, Jodi begitu senang dengan seragam dan sarapannya. Atun juga mengantarkan Jodi untuk pertama kali masuk kelas I, berkenalan, dan belajar bersama teman-teman.

Tidak sampai di situ, Atun harus menunggu Jodi keluar kelas untuk mengganti seragam sekolah dengan pakaian bermain. Seragam dan sepatu disimpan di sekolah, sementara tas berisi buku dan alat tulis lain dibawa pulang untuk belajar di rumah. Ini dilakukan agar seragam dan sepatu tidak hilang dan dapat langsung dicuci oleh Atun.

Sejak hari itu, guru yang berasal dari Desa Ciketak, desa tetangga Jodi, memiliki tugas baru. Selain mengajar, Atun juga memandikan dan menyiapkan seluruh kebutuhan Jodi setiap hari. Oleh karena itu, Atun harus datang ke sekolah pagi hari.

 Awalnya video untuk laporan

Atun Rohayatun adalah guru honorer yang sudah lebih dari satu tahun mengajar mata pelajaran olahraga di SDN Margabakti. Dia menjadi guru pengganti apabila guru mata pelajaran olahraga sibuk dan berhalangan hadir.

Lulusan STKIP Muhamadiyah Kuningan ini selalu bersyukur meski dibayar tiga bulan sekali dengan upah yang minim.

Dengan pekerjaan barunya “mengasuh” Jodi, Atun tidak merasa terbebani sama sekali. Bahkan, dia merasa sangat senang dapat membantu Jodi.

Menurutnya, dia dan seluruh guru di SDN Margabakti berupaya memberikan yang terbaik untuk memenuhi hak pendidikan warga setempat dengan layak.

Namun, dia menyadari, upaya maksimal yang diberikan dirinya serta pihak sekolah tetap terbatas.

Menurut Atun, Jodi dan keluarganya membutuhkan banyak bantuan, terutama untuk kebutuhan hidup dan tempat tinggal.

Jodi tinggal bersama kakek-nenek serta dua kakak di rumah yang memprihatinkan, tanpa kamar mandi, sanitasi, dapur, dan lainnya.

Kondisi itu yang membuat Atun memberanikan diri mengunggah informasi dan menceritakan kondisi Jodi di akun media sosial Instagram miliknya, @rohayatun7.

Informasi tersebut kemudian diunggah ulang oleh netizen di sejumlah media sosial lain, seperti Facebook dan YouTube. Akhirnya video tentang Jodi pun menjadi viral.

Atun mengungkapkan, awalnya dia membuat foto dan video tersebut hanya untuk laporan dan bahan cerita kepada guru-guru lain. Namun, belakangan dia berpikir barangkali informasi tersebut apabila diunggah dapat membantu Jodi dan keluarganya.

“Awalnya pengin tahu rumahnya, pengin ngasih tahu juga ke neneknya, bahwa Jodi sudah sekolah. Foto dan video (viral) itu juga awalnya dibuat untuk guru-guru. Saya pengin ngasih tahu ini begini jalannya pak menuju rumah Jodi,” ungkap Atun.

Atun tidak menyangka unggahannya mendapatkan banyak dukungan dan simpati dari banyak orang. Tidak sedikit yang bertanya alamat tinggal Jodi dan berencana memberikan bantuan.

Tidak kurang juga, ungkapan kagum dan doa dari warganet untuk Atun dan Jodi agar terus tumbuh menjadi lebih baik.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/30/13363351/cerita-atun-guru-honorer-yang-bantu-bocah-kumal-dan-miskin-agar-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke