Salin Artikel

Pendapat Warga Setelah Satu Tahun LRT Palembang Beroperasi: Jadi Transportasi Favorit hingga Ubah Identitas Kota

PALEMBANG,KOMPAS.com - Tanpa terasa, moda transportasi baru dan modern yakni kereta Light Rail Transit (LRT) sudah beroperasi sejak setahun terakhir di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Sebelumnya, menurut keterangan PT KAI Divisi Regional III Palembang, LRT Palembang, tercatat telah mengangkut sebanyak 2.214.737 penumpang sejak beroperasi selama satu tahun terakhir.

LRT Palembang diklaim telah menjadi jantung transportasi Kota Palembang yang terintegrasi dengan bus Damri dan Transmusi.

Sehingga KAI menambah jadwal operasi LRT menjadi sebanyak 58 perjalanan per hari yang dimulai dari pukul 04.48 WIB sampai 20.32 WIB.

Okupansi rata-rata weekday 5.000 penumpang dan weekend 10.000 penumpang.

Benarkah keberadaan LRT Palembang ini mampu menunjang aktivitas warga Palembang? Kompas.com mewawancarai sejumlah warga Palembang terkait keberadaan dan manfaat LRT Palembang ini. 

Berikut hasilnya.

Sarana transportasi baru

Rangga Elfrizal (24) salah satu pegawai swasta, mengaku sangat terbantu dengan adanya kereta LRT. Sebab, ia tak lagi harus merasakan kemacetan pada jam sibuk ketika hendak berangkat kerja.

Dengan harga tiket Rp 5.000, Rangga pun telah sampai tujuan yang ditempuh selama 15 menit. Mulai dari stasiun Garuda Dempo menuju stasiun Cinde.

"Harganya juga murah. Dulu biasa bawa kendaraan untuk ke kantor. Sekarang sudah jarang, lebih banyak naik LRT. Fasilitasnya juga bagus,"kata Rangga, Jumat (26/7/2019).

Tak hanya menjadi transportasi, LRT pun sering digunakan Rangga sebagai tempat rekreasi akhir pekan bersama keluarga.

"Kalau ada keluarga yang datang dari luar kota, pasti nanya gimana sih rasa naik LRT, makanya kami sering gunakan untuk jalan-jalan," ujarnya.

Sama halnya dengan yang dirasakan Abdul Toriq (29). Ia mengaku terbantu dengan adanya LRT, terlebih lagi ketika hendak berangkat kerja ke kantor.

"Kadang mau apel pagi mau cepat ke kantor. Kalau lewat jalan biasa macet bisa jadi telat. Kalau LRT kan gak ada macet, paling di stasiun berhenti lima menit. Yang pasti terbantu dengan LRT," jelas Abdul.

Aulia mengatakan jika selama ini Palembang terkenal dengan Jembatan Ampera, kini identitas tersebut berubah menjadi kereta LRT.

"Kalau sering ke luar kota, pada nanyain. Enak ya Palembang ada LRT, tempat kami belum. Rata-rata kagum dengan Palembang, jadi bukan lagi Ampera, sekarang malah jadi Palembang ada LRT," ucap Aulia.

Ia mengaku bangga dengan adanya transportasi massal kereta LRT di Indonesia. Terlebih lagi Palembang adalah kota pertama yang memiliki LRT.

"Tempat lain kan baru Jakarta, tapi yang beroperasi baru Palembang. Saya bangga karena Palembang adalah kota pertama yang ada LRT," jelasnya.

Disabilitas terbantu

Andar (36) salah satu penyandang disabilitas begitu terbantu dengan fasilitas yang ada di LRT. Salah satunya di stasiun, fasilitas berupa lift sangat membantunya saat hendak menggunakan kereta LRT.

"Kondisi dalam keretanya juga nyaman dan enak. Kalau saya sih sangat terbantu dengan LRT ini,karena semuanya ada, lift eskalator, jadi tidak susah," ungkapnya.

Selama ini Andar sering menggunakan LRT untuk perjalanan cukup jauh. Seperti dari kawasan bandara hingga ke Jakabaring.

"Saya lebih suka naik LRT karena harganya murah, fasilitas lengkap dan juga tidak terkena macet," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/27/08000071/pendapat-warga-setelah-satu-tahun-lrt-palembang-beroperasi--jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke