Salin Artikel

15 Tahun Terganggu Limbah, Warga Tutup Saluran Irigasi

Mereka berharap ada solusi terkait limbah yang sudah mengalir sejak belasan tahun terakhir,  Kamis (25/7/2019)

Upaya tegas ini karena dalam beberapa tahun terakhir pencemaran semakin meluas. Bahkan, sumur warga mulai tercemar limbah.

Dari pantauan, warga mendatangi Jalan Karangnongko yang di bawahnya melintas saluran irigasi dari sisi utara mengarah ke selatan.

Mereka membawa tulisan dan membentangkan spanduk terkait aksi keprihatinan munculnya limbah.

Setelah berorasi mereka memasang batako dan campuran semen di saluran irigasi tepat diujung gorong gorong yang membelah jalan. Sehingga, air tidak bisa ke selatan.

"Upaya ini merupakan kekesalan karena seminggu lalu kami mendatangi kantor DLH tetapi sampai sekarang tidak ada solusi, limbah tetap mengalir," kata koordinator aksi Waljito seusai aksi Kamis.

"Irigasi tidak boleh dibuka sampai airnya bebas pencemaran. Jika sudah bersih kami siap gotong royong membuka segel," ujarnya.

Menurut dia, pencemaran irigasi setiap hari bertambah parah, di lima dusun yakni Tegal Krapyak, Kweni, Sawit, Pelemsewu, dan Karangnongko. Bahkan mulai masuk ke sumur warga.

"Biota sungai tidak ada yang hidup, belut, ikan dan cacing saja sudah tidak ada. Ayam juga tidak mau minum dari saluran ini," ucap warga Karangnongko ini.

Dukuh Pelemsewu Waskito menambahkan, dampak dari limbah yakni bau menyengat, dan hasil pertanian kurang maksimal. Sebenarnya sudah sekitar 15 tahun warga mengalami hal tersebut. Namun upaya belum maksimal.

"Sudah pernah lapor ke desa tetapi belum ada respon. Lalu kemarin ke DLH juga sama," ucapnya.

Salah seorang warga Pelemsewu Rojiah mengatakan, sebagai warga kecil selama ini memilih diam, dan menikmati bau yang setiap hari keluar.

"Airnya jika berwarna putih keluar baunya menyengat. Biasanya pagi dan sore," ujarnya.

Sejumlah orang dari DLH Bantul tampak bernegosiasi dengan warga agar membuka penutup saluran. Namun ditolak warga.

Kepala Dinas DLH Bantul Ari Budi Nugroho mengaku belum bisa berkomentar terkait penutupan irigasi ini. Pihaknya akan berkoordinasi dengan DLH PDIY.

"Dalam hal ini berkoordinasi dengan DLH DIY karena ini terkait kondisi yang ada di perbatasan," katanya

"Prinsipnya pemerintah daerah tetap akan berproses dan menindaklanjuti apa yang mungkin menjadi keluhan dari warga," ujarnya.

Disinggung mengenai keputusan menyegel irigasi oleh warga, pihaknya belum bisa komentar.

"Pokoknya itu cukup nggih,"ucapnya sambil berlalu.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/26/09255011/15-tahun-terganggu-limbah-warga-tutup-saluran-irigasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke