Salin Artikel

5 Fakta Udara Dingin di Bandung dan Jawa Barat, Jelang Kemarau hingga Bagi 3.000 Selimut

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung Toni Agus Wijaya mengatakan, suhu dingin di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat pada umumnya disebabkan cuaca cerah yang membuat sinar matahari yang menyinari permukaan bumi, sebagian besar terpantulkan ke angkasa.

Sehingga radiasi panas matahari yang tersimpan di permukaan bumi saat dini hari sangat sedikit sehingga menyebabkan suhu lebih dingin.

Berikut 5 fakta dari suhu dingin di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat:

Menurutnya, suhu dingin itu disebabkan cuaca cerah yang membuat sinar matahari yang menyinari permukaan bumi sebagian besar terpantulkan ke angkasa. Sehingga radiasi panas matahari yang tersimpan di permukaan bumi saat dini hari sangat sedikit.

Untuk Jawa Barat, kata Toni, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan.

Pada saat musim kemarau angin bertiup yang melewati Jawa Barat merupakan pasat tenggara atau angin timuran dari arah Benua Australia.

Pada bulan Juli, Agustus, September di Australia sedang mengalami puncak musim dingin, sehingga suhunya relatif lebih dingin dibandingkan musim penghujan.

Kondisi saat ini dipengaruhi juga dengan masih adanya kelembapan pada ketinggian permukaan hingga 1,5 km di atas permukaan laut. Sehingga pada sore hari masih terlihat adanya pembentukan awan.

"Dari pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung tercatat selama bulan Juli 2019 ini, suhu udara terendah tercatat sebesar 16,4 derajat celcius pada tanggal 12 Juli 2019.

Sedangkan di lokasi dengan elevasi yang semakin tinggi seperti di pos observai geofisika Lembang (1.241 meter) tercatat 13,0 derajat celsius pada tanggal 16 Juli 2019," paparnya.

Toni menjelaskan, puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering.

“Dirasakan udara memang terasa lebih dingin dibandingkan dengan beberapa minggu ke belakang. Namun udara dingin disertai dengan angin yang cukup kencang,” kata Didit saat ditemui di Bandung, Rabu (17/7/2019).

Didit mengatakan, sebagai antisipasi udara dingin, dia selalu menyiapkan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

“Lebih ke vitamin paling. Buat jaga stamina aja karena perjalanan kerja yang cukup memakan waktu juga,” ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Cahyo Kartiko, warga Cikadut Dalam, Kelurahan Karangpamulang, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

“Dingin banget. Biasa enggak pakai selimut sekarang mau enggak mau pakai selimut,” kata PNS Pemerintah Kota Bandung ini.

Cahyo menambahkan, bahkan belakangan ini, anaknya tidur sangat nyenyak hingga sulit dibangunkan pada pagi hari.

“Anak saya jadi lebih pulas tidurnya dari biasanya. Sekarang juga mandi jadi pakai air hangat,” tuturnya.

Selimut tersebut akan dibagikan kepada warga tidak mampu di Garut yang tinggal di kaki gunung.

“Kita siapkan 3.000 selimut untuk antisipasi cuaca dingin saat ini,” jelas Bupati Garut Rudy Gunawan usai menghadiri pembukaan Rakerda Baznas Jawa Barat di Pendopo Garut, Rabu (17/7/2019).

Dari laporan yang diterimanya, suhu di Garut saat malam hari bisa mencapai 17 derajat celsius (sebelumnya disebutkan 1 derajat) untuk daerah perkotaan.

Sementara, siang hari suhunya antara 20-22 derajat celsius yang diikuti dengan hembusan angin yang dingin.

Cuaca di daerah kawasan pegunungan di Garut dilaporkan bisa lebih rendah dari di kota.

Dian Tresno Wikanti, dokter hewan di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) yang berada di kawasan Pegunungan Kamojang, Kecamatan Samarang, mengakui suhu di tempatnya bertugas bisa kurang dari 5 derajat celsius.

“Kalau jam 3 sampai 4 subuh itu, saat suhu terendah, cuaca bisa di bawah 5 derajat di sini mah,” katanya saat ditemui di Pusat Konservasi Elang Kamojang.

"Beberapa catatan untuk suhu terendah (per Senin, 16/7/2019) adalah BMKG Yogyakarta 18,8, BMKG Bandung 17, BMKG Malang 15,9, dan BMKG Cisarua 16,4," ungkapnya.

Agie mengungkapkan, suhu dingin ini walaupun oleh masyarakat dikatakan ekstrem tetapi sebenarnya tetap wajar pada musim kemarau.

Ia menuturkan, pada musim kemarau terjadi fenomena dry intrution atau masuknya udara yang bersifat dingin dari Australia ke Indonesia. Australia kini sedang mengalami musim dingin.

Selain  itu Agie menyinggung bahwa suhu dingin kali ini adalah karena minimnya pembentukan awan. Karena cerah, panas matahari cepat dilepaskan ke udara sehingga suhu dingin terjadi pada malam hari.

Sumber KOMPAS.com (Putra Prima Perdana, Ari Maulana Karang, Dendi Ramdhani, Yunanto Wiji Utomo, Gloria Setyvani Putri)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/18/08461641/5-fakta-udara-dingin-di-bandung-dan-jawa-barat-jelang-kemarau-hingga-bagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke