Salin Artikel

Bertambah Penyalur BBM Satu Harga di Papua, Warga: Terima Kasih Jokowi

ASMAT, KOMPAS.com - Masyarakat Asmat, Papua, khususnya di Distrik Sawa Erma kini sudah bisa menikmati harga Bahan Bakar Minyak (BBM) murah, setelah diresmikan SPBU Kompak penyalur BBM satu harga di Kampung Sawa, Selasa (16/7/2019).

Selama ini, masyarakat Distrik Sawa Erma membeli BBM baik jenis premium atau pun solar dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per liter.

Namun, setelah diresmikan penyalur BBM satu harga, mereka bisa merasakan harga BBM sama seperti daerah lain di Indonesia.

Masyarakat pun mengapresiasi Presiden Joko Widodo karena menghadirkan program BBM satu harga.

Paulus Taspere misalnya, dia mengungkapkan baru kali ini ada penyamaan harga BBM di kampungnya meski mereka tinggal di daerah terpencil di Asmat.

"Terima kasih Bapak Jokowi, kami sudah bisa beli minyak (premium) dengan murah," kata dia.

Senada dengan Paulus, Martin Omoko dan Romoldus Osoa juga menyambut baik program BBM satu harga dari Presiden Joko Widodo.

Keduanya yang keseharian bekerja sebagai pengemudi perahu motor menyebut sudah tidak lagi harus membeli solar dengan harga yang tinggi di pengecer.

Selama ini, bila dibeli dari pengecer, harganya bisa mencapai Rp 25.000 per liter. Bahkan, bisa mencapai Rp 50.000 bila stok solar sedang langka.

Namun kini, dengan Rp 25.000, keduanya bisa mendapat solar sekitar empat liter lebih.

"Ada pompa bensin (SPBU) ini jadi harga sudah murah. Ini karena Bapak Jokowi," kata dia.

Harapan warga bisa permanen

Zakeus Bumen, seorang guru SMP satu atap di Distrik Sawa Erma sangat mendukung program BBM satu harga, karena harganya bisa terjangkau masyarakat.

Dia pun berharap, SPBU penyalur BBM satu harga ini bisa permanen.

Karena, dengan BBM satu harga ini, masyarakat yang berada di 12 kampung di antaranya Kampung Sawa, Er, Erma, Sona, Bu, Agani, Pupis, Momugu, Weo, Esmapan, Yakapis, dan Eroko tidak harus membeli BBM dengan mahal lagi untuk keperluan perahu atau genset.

"Kami berharap SPBU ini tetap buka dan bertahan selamanya," ujar dia.

Kepala Kampung Er, Primus Sati melihat kehadiran SPBU penyalur BBM satu harga sangat memberikan dampak positif untuk masyarakat, sehingga mereka tidak perlu lagi beli di pengecer dengan harga mahal.

"Saya melihat masyarakat sangat puas dengan adanya SPBU ini," kata dia.

Jangkau daerah terpencil

SPBU Kompak 86.997.10, Kampung Sawa yang diresmikan BPH Migas dan Kementerian ESDM ini memasok BBM jenis premium dan solar/bio dengan alokasi premium 30 KL dan solar/bio 10 KL.

Titik suplai berasal dari TBBM Merauke dengan menempuh perjalanan multimoda darat dan laut/sungai dari Terminal BBM yang diangkut menggunakan mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 5 KL, dan kemudian menggunakan kapal berkapasitas 350 KL yang ditempuh selama 3 hari perjalanan sebelum tiba di SPBU Kompak yang terletak di pinggir sungai ini.

General Manager MOR VIII wilayah Maluku-Papua PT Pertamina (Persero) Gema Iriandus Pahalawan menuturkan, Pertamina menjalankan tugas untuk membuka aksesibilitas dan ketersediaan serta menyediakan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya di wilayah yang selama ini masih sulit dijangkau dan menantang.

Salah satunya di wilayah Kabupaten Asmat Distrik Sawa Erma yang memiliki karakteristik bentang alam sungai yang berkelok.

“Kehadiran SPBU Kompak Satu Harga di wilayah Distrik Sawa Erma merupakan wujud komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan sila ke-lima Pancasila," ujar Gema.

Sebelum SPBU Kompak ini, masyarakat Distrik Sawa Erma memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan harian dari lembaga penyalur terdekat, yang jaraknya kurang lebih 20 kilometer, sehingga membuat harga BBM di pengecer menjadi sangat mahal berkisar Rp 25.000 hingga Rp 50.000.

Dengan berdirinya SPBU ini, masyarakat kini bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya yakni premium Rp 6.450/liter dan solar Rp 5.150/liter.

"Oleh karena itu, Pertamina berharap agar kehadiran titik BBM satu harga ini dapat menekan harga kebutuhan masyarakat karena harga BBM sudah sama dengan wilayah lainnya di Indonesia,” tambah Gema.

Asisten III Setda Asmat Syamsul Agas yang mewakili Bupati Elisa Kambu menyampaikan apresiasi kepada Pertamina, Kementerian ESDM dan juga BPH Migas yang telah berupaya untuk menghadirkan lagi titik BBM satu harga di wilayah Kabupaten Asmat, khususnya Distrik Sawa Erma.

"Kami berharap agar kehadiran SPBU Kompak di wilayah Distrik Sawa Erma dapat membawa manfaat bagi masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Komite BPH Migas Lobo Balia menyatakan, program BBM satu harga merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyediakan energi berkeadilan bagi masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001 dan UU Energi Nomor 30 Tahun 2007.

Program BBM satu harga yang dicanangkan pemerintah di tahun 2016 berawal dari tanah Papua.

Sejak pertama dicanangkan, sudah 163 titik dari total 170 titik BBM satu harga yang ditargetkan hingga akhir tahun 2019.

Titik di Distrik Sawa Erma ini merupakan lokasi penyalur satu harga ke-35 yang telah diresmikan dari total 40 titik di tahun 2019.

"Pemerintah melalui Pertamina terus mempercepat realisasi titik BBM satu harga agar seluruh masyarakat dapat menikmati energi berkeadilan," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/16/16372661/bertambah-penyalur-bbm-satu-harga-di-papua-warga-terima-kasih-jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke