Salin Artikel

6 Fakta Tewasnya Siswa SMA Taruna Palembang, Dianiaya Pembina hingga Kepala Dipukul Bambu

Dari hasil pemeriksaan polisi, diketahui pelaku penganiayaan DBJ merupakan pembina sekolah itu, Obby Frisman Arkataku (24).

Berikut fakta-fakta kematian DBJ yang telah dirangkum Kompas.com:

1. Korban lelah ikuti kegiatan orientasi

Rekontruksi sebanyak 18 adegan dilakukan penyidik untuk melihat proses penganiaayan yang menimpa DBJ. Dalam rekontruksi tersebut terlihat DBJ mengalami kelelahan usai menempuh jalan kaki sejauh 8,7 kilometer dari kawasan Talang Jambe menuju ke Sukabangun II.

Saat berada di belakang sekolah, Obby yang bertugas sebagai pembina dari sekolah memerintahkan korban untuk merayap. 

Diduga karena kelelahan, DBJ membantah intruksi yang diberikan Obby. Bantahan itu pun membuat tersangka marah dan memukul korban dengan menggunakan bambu di bagian kepala.  

Tak sampai di situ, DBJ sempat merayap lalu mendadak dari belakang pelaku langsung menarik baju korban. Tarikan itu membuatnya terpelanting ke aspal dan kepalanya terbentur.

Akibat kejadian tersebut, DBJ pun sempat mengeluhkan jika ia tak lagi sanggup mengikuti proses orientasi.

"Aku capek, aku sakit," kata Fius, taruna senior menirukan ucapan terakhir DBJ, saat melakukan rekontruksi.

Fius pun sempat memberikan pertolongan kepada DBJ ketika melihat korban terkapar di atas aspal. Melihat kondisinya semakin memburuk, ia lalu membawa korban ke halaman sekolah, dengan memberikannya minum serta memijat DBJ. 

Namun, DBJ tak kunjung membaik hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Saat dalam perjalanan itulah, korban akhirnya meninggal akibat mengalami benturan di kepala. 

2. Pelaku emosi instruksi tak dituruti

Obby nekat menganiaya DBJ hingga tewas lantaran kesal dengan ulah korban.  

Sebab, selama masa orientasi berlangsung, DBJ dianggap pemalas dan sering membantah arahan dari pembina hingga akhirnya Obby menganiaya korban.

"Motifnya berawal dari dia (tersangka) kesal, karena calon siswa ini malas-malasan begitu. Dia lakukan pemukulan dengan bambu," kata Yon.

Yon menjelaskan, setelah dipukul dengan bambu, korban sempat memaki Obby dengan kata-kata kasar.

Ucapan itu lalu membuat pelaku menjadi marah dan menarik korban hingga terjatuh serta kepalanya terbentur aspal. Benturan tersebut itulah diduga membuat korban mengalami pendarahan di bagian kepala.

3. Korban dipukul dengan bambu

Dari hasil pemeriksaan, Obby tega menganiaya DBJ dengan sebatang bambu ketika korban berada di belakang sekolah dalam rangka mengikuti kegiatan orientasi.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Firli mengatakan, mereka sebelumnya melakukan pemeriksaan sebanyak 21 orang saksi untuk mengungkap kasus tersebut.

 Dari keterangan para saksi, seluruhnya mengarah kepada Obby.

"Keterangan saksi kita cocokan dengan hasil forensik, ternyata memang ada luka benda tumpul di kepala sebelah kanan. Pelaku menganiaya korban dengan bambu buntu seperti ini," kata Firli saat menggelar konferensi pers.

Bambu itu dipukul ke korban oleh pelaku beberapa kali. Hal itu dilakukan tersangka karena kesal dengan korban lantaran instruksi yang disampaikan tak dituruti oleh korban.

"Korban mengalami kelelahan ketika mengikuti kegiatan itu, sehingga membuat tersangka kesal dan menganiayanya," ujarnya.

4.Pembina ditetapkan jadi tersangka

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, Obby sebelumnya menjalani pemeriksaan selama 1x24 jam setelah penyidik mendapatkan laporan dari pihak keluarga korban. 

"Hasil pemeriksaan, tersangka mengakui jika telah menganiaya korban. Tadi malam telah ditetapkan tersangka atas nama Obby," kata Yon.

Sejauh ini, pelaku yang menyebabkan korban tewas hanya satu orang. Namun, penyidik akan menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut. 

"Sejauh ini pelakunya tunggal,tapi nanti akan dikembangkan lagi dari keterangan 15 saksi, apakah ada orang lain yang terlibat," jelasnya. 

5. Pelaku baru bekerja sepekan

Obby, pembina SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia yang menewaskan siswanya, DBJ, baru bekerja sepekan.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Tarmizi Endrianto, di Polresta Palembang, Senin (15/7/2019). 

Tarmizi mengatakan, Obby mengajukan lamaran pekerjaan tersebut beberapa bulan lalu. Setelah itu ia pun dipanggil untuk bekerja sebagai pembina di sekolah.

"Statusnya sebagai pegawai baru seminggu bekerja," kata Tarmizi.

6. korban bertambah satu orang

Setelah tewasnya DBJ (14), siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, terungkap dugaan bahwa terjadi penganiayaan siswa lainnya yang dilakukan pembina sekolah itu, Obby (24).

Korban penganiayaan saat mengikuti kegiatan masa orientasi siswa di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang itu berinisial WJ (14).

Saat ini WJ tengah menjalani perawatan karena diduga dianiaya oleh Obby. Bahkan korban harus dioperasi karena menderita luka dalam. 

https://regional.kompas.com/read/2019/07/16/07000091/6-fakta-tewasnya-siswa-sma-taruna-palembang-dianiaya-pembina-hingga-kepala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke