Salin Artikel

5 Fakta Karhutla di Sumatera, Terdeteksi 59 Titik Panas hingga Terbanyak di Riau, 27 titik

KOMPAS.com - Berdasar pengamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dari awal Januari hingga Juni 2019, terpantau ada 244 titik api.

Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan tahun lalu yang tercatat 201 titik api dalam rentang waktu yang sama. 

Sementara itu, Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling parah terjadi di tiga kabupaten, yaitu Rokan Hilir, Siak dan Kota Dumai.

Sebanyak 15 helikopter dan 1 pesawat telah dikerahkan untuk memadamkan api di yang tersebar di sejumlah titik kebakaran di Riau.

Berikut ini fakta lengkapnya:

BMKG mendeteksi ada 59 titik panas yang tersebar di wilayah Sumatera dan titik terbanyak terpantau di wilayah Riau, yaitu sebanyak 27 titik hotspot.

"Dari pantauan satelit Aqua dan Terra terdeteksi sebanyak 59 titik hotspot di wilayah Sumatera, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan Sabtu (29/6/2019) kemarin, sedangkan untuk wilayah Riau terpantau 27 titik yang tersebar di 9 kabupaten dan kota," ungkap prakirawan BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, Minggu (30/6/2019).

Bibin mengatakan, pada umumnya di wilayah Riau telah memasuki musim kemarau yang diprediksi akan terjadi hingga pertengahan September 2019 mendatang.

Titik hotspot yang terpantau di Riau, berada di sembilan kabupaten dan kota. Di Kabupaten Rokan Hilir 13 titik, Kabupaten Siak 3 titik, Kabupaten Pelalawan 5 titik.

Lalu ada satu titik api di masing-masing kabupaten, yaitu Bengkalis, Rokan Hulu, Kepulauan Meranti, Kuansing, Indragiri Hulu dan Kota Dumai.

"Sedangkan untuk level confidence di atas 70 persen atau merupakan titik api (firespot) terdeteksi sebanyak 12 titik, yakni 8 titik di Rokan Hilir, 2 titik di Pelalawan dan 1 titik Rokan Hulu dan Kuansing," ungkap Edwar. 

Untuk memadamkan karhutla di wilayah Riau, ada 15 helikopter dan 1 pesawat yang disiagakan.

"Dari total 15 helikopter yang disiagakan di Riau, terdiri dari 5 helikopter bantuan dari BNPB dengan jenis Kamov KA-32, MI8, Sikorsky, dan MI-171, kemudian 1 helikopter KLHK jenis Bell 412, 7 helikopter bantuan perusahaan, 2 helikopter BKO TNI jenis Superpuma TNI AU dan Bell 412 TNI AD, serta 1 pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)," jelas Edwar, Sabtu (29/6/2019).

Saat ini, tim pemadam kebakaran pun telah ditempatkan di posko pengendalian kebakaran hutan di seluruh wilayah rawan.

Gubernur Sumsel pun telah mengeluarkan surat keputusan penetapan status siaga darurat bencana asap dengan surat keputusan nomor:163/KPTS/BPBD-SS/2019.

Bibin menjelaskan, petugas gabungan telah memasuki hari keempat untuk memadamkan api di wilayah Riau.

"Hingga saat ini tim satgas gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI dan Polri melakukan pemadaman lanjutan di Kelurahan Teluk Makmur, Kota Dumai, dengan peralatan 3 mini streker dan satu helikopter BNPB untuk memadamkan titik asap memasuki hari keempat," terang Edwar.

Sementara itu, di Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, juga dilakukan pemadaman lanjutan dengan peralatan mesin robin dan kohler oleh petugas.

Menurut Edwar, di Kabupaten Rokan Hilir khususnya di Desa Lengadai, Kecamatan Rimba Melintang, juga dilakukan pemadaman dengan melibatkan 35 anggota Polri, 7 TNI, serta dibantu 30 masyarakat.

"Sementara, di Kabupaten Siak, masih dilakukan pemadaman dan pendinginan di Desa Sri Mersing, Kecamatan Bunga Raya, di lokasi yang terbakar petugas harus menempuh lokasi dengan menggunakan sepada motor sejauh 3 kilometer karena lokasi ini tidak bisa dilewati kendaraan roda empat," pungkasnya.

BPBD Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat sebanyak 244 titik api atau hotspot mulai terpantau di 17 kabupaten/kota.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, 244 titik api itu terpantau sejak awal Januari 2019 hingga Juni.

Jumlah itu pun bertambah dibandingkan titik api pada tahun lalu, di mana pada 2018 terpantau sebanyak 201 titik api dari awal Januari sampai Juni.

Menurut Ansori, pada Januari-Juni 2019 titik api terbanyak berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan jumlah 49 titik. Angka itu diprediksi akan kembali meningkat ketika memasuki musim kemarau.

"Untuk Juni sudah ada 28 titik api. Kemungkinan akan bertambah pada bulan Agustus, dikarenakan sudah masuk musim kemarau," kata Ansori saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (27/6/2019).

Sumber: KOMPAS.com (Citra Indriani, Aji YK Putra)

https://regional.kompas.com/read/2019/06/30/19090181/5-fakta-karhutla-di-sumatera-terdeteksi-59-titik-panas-hingga-terbanyak-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke