Salin Artikel

Bupati Sebut Pemberitaan Kematian Mantri Patra di Papua Tendensius, Ini Fakta Sebenarnya

Bernadus mengatakan, akibat pemberitaan tersebut, membuat citra buruk Pemda Wondama di mata masyarakat.

Bupati menerangkan, akses ke kampung Oya memang sulit karena harus menghabiskan waktu berjalan kaki 4-5 hari. Salah satu tranportasi yang paling cepat dengan menggunakan helikopter.

"Penugasan mantri Patra ke kampung Oya sebagai bagian dari upaya Pemkab Wondama memenuhi pelayanan kesehatan di Kampung Oya, termasuk Kampung Undurara dan Onyora, Distrik Naikere," ungkap Bupati, sperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

Bernadus mengatakan, mantri Patra ditugaskan sejak 8 April bersama Jhon Inggesi dan akan berakhir dan dijemput tanggal 8 Juli, bukan tanggal 8 Juni seperti yang diberitakan berbagai media.

"Informasi tentang sakitnya Mantri Patra berasal dari masyarakat dan diterima kepala Puskesmas Naikere tanggal 18 Juni 2019. Informasi ini menyebutkan yang bersangkutan sakit selama satu minggu, bukan dua minggu," jelas Bupati.

Informasi yang sama juga dilaporkan kepada Sekretaris Dinas Kesehatan dan Bupati yang kemudian memerintahkan untuk proses penjemputan dengan helikopter.

"Sayangnya saat itu helikopter yang biasa digunakan Pemkab Wondama tidak bisa digunakan karena sudah terikat kontrak dengan pihak lain," ucap Bupati.

Bupati mengaku pada 19 Juni, Pemkab Wondama baru mendapat helikopter milik PT Intan Angkasa Nabire dan kemudian dimatangkan dengan persiapan penjemputan 20 Juni melalui pertemuan antara sekda Woondama dan perwakilan PT Intan.

"Informasi meninggalnya mantri Patra diterima Suster Sofia Wamafma, bidan di Puskesmas Naikere tanggal 21 Juni 2019 pukul 12.00 WIT. Keesokan harinya helikopter mendarat dari Nabire di Wasior dan kemudian menjemput jenazah mantri Patra di Kampung Oya," ucap Bupati.

Lanjut Bupati, karena kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk dikirim ke kampung halamannya, akhirnya Pemkab Wondama berkomunikasi dengan pihak keluarga agar pemakaman dilakukan di Wondama.

Pemkab Wondama menanggung biaya perjalanan keluarga mantri Patra ke Wondama.

Sementara proses pemakaman Patra dilakukan Senin (24/6/2019), diawali dengan pelepasan resmi pemerintah daerah, sekaligus pemberian penghargaan dan kenaikan Anumerta sesuai SK Bupati Teluk Wondama no.681/201//BUP-TW//VI/2019 tanggal 24 Juni 2019.

Diberitakan sebelumnya, seorang petugas medis Patra Marinna Jauhari, meninggal saat menjalankan tugas di daerah pedalaman Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Petuga medis, yang biasa dipanggil Mantri Patra ini sudah empat empat bulan lebih bergumul dengan masyarakat di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama.

Ia adalah salah satu tenaga kesehatan yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan di daerah pedalaman.

Pada 18 Juni, Mantri Patra menghembuskan napas terakhir di tempat tugasnya di Kampung Oya karena sakit.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/26/07105541/bupati-sebut-pemberitaan-kematian-mantri-patra-di-papua-tendensius-ini-fakta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke