Salin Artikel

Jadi Korban Bentrok Dua Kubu Perguruan Silat, Kasat Reskrim Wonogiri Kritis

Aditya mengalami gegar otak dan dirawat intensif di ICU RSU Dr Oen setelah menjadi korban pengeroyokan saat mengamankan bentrok masa PSH Terate dan PSH Winongo Tunas Muda, di Sidoarjo, Kabupaten Wonogiri, Rabu (8/5/2019) malam.

"Tadi malam saya sudah melakukan pengamanan secara persuasif dan saya nguwongke anggota PSHT Terate. Tetapi anggota saya (Kasat Reskrim) dianiaya sampai saat ini kritis dan gegar otak. Untuk itu saya akan melakukan penegakan hukum sesuai undang-undang yang berlaku," ujar Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati kepada wartawan usai mengikuti pertemuan bersama Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko A Daniel dengan tokoh pesilat di Mapolresta Solo, Kamis sore.

Menurut Uri, hasil pertemuan dengan Kapolda Jateng, dua ketua umum perguruan pencak silat sudah secara jelas menyampaikan penegakan hukum kasus itu ke polisi. Untuk itu, aparat Polres Wonogiri masih terus memburu pelaku pengeroyok Kasat Reskrim Wonogiri. 

Uri mengatakan, bentrok dua masa itu bermula setelah ada perselisihan PSH Winongo Tunas Muda dan PSH Terate. Tak hanya itu, kondisi itu dipicu berita di media sosial yang belum tentu kebenarannya tetapi hal itu dianggap benar.

Padahal, peristiwa yang bukan bagian konfik PSHT dan Winongo dijadikan berita yang masing-masing diunggah di grup dan memprovokasi anggotanya.

Untuk itu, polisi juga akan menjerat pelaku penyebar berita bohong di media sosial terkait kasus ini.

Ia meminta pelaku pengeroyok kasat reskrim menyerahkan diri. Bila tidak menyerahkan diri, polisi akan mengejar para pelaku hingga tertangkap. 

https://regional.kompas.com/read/2019/05/09/19534621/jadi-korban-bentrok-dua-kubu-perguruan-silat-kasat-reskrim-wonogiri-kritis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke