Salin Artikel

Meracik Hobi Jadi Rezeki, Kisah Sukses Yussy Berbisnis Pie Pisang Khas Lampung

Hobi di bidang kuliner membuatnya melihat peluang bisnis olahan pisang dan membuka Toko Roti Yussy Akmal. Dengan kesabaran, toko rotinya berkembang.

Kini, dalam sehari, Yussy bisa menjual 7.000-8.000 pie pisang. Dari satu outlet, perempuan 47 tahun ini pun sudah mengoperasikan lima outlet Toko Roti Yussy Akmal. Ada 170 orang karyawan yang membantunya.

Gerainya dengan cepat dikenal, baik oleh masyarakat Lampung maupun wisatawan. Yussy memang memposisikan produknya sebagai oleh-oleh khas Lampung.

Bagaimana kisah Yussy membangun bisnis pie pisangnya? Berikut penuturan perempuan asli Bandar Lampung ini.

Bantu perekonomian keluarga

Keluarga Yussy mencapai titik sulit perekonomian ketika sang ayah meninggal dan memiliki banyak utang. Pada saat itu, Yussy baru duduk di bangku SMA.

Dia pun bertekad untuk membantu perekonomian keluarganya dengan merintis bisnis kue. Dengan modal satu kilogram tepung terigu dan hobi membuat kue, Yussy pun mulai menawarkan pie pisang.

"Saya memang hobi dengan dunia kuliner. Jadi, saya coba kembangkan hobi menjadi bisnis untuk meringankan beban orangtua, sekaligus supaya saya tidak minta uang," kisah Yussy, seperti dikutip dari Kontan.

Awalnya, Yussy hanya menawarkan pie pisang pada teman-teman di sekolah dan gurunya. Dia juga tidak malu harus berkeliling dan mengetuk tiap-tiap rumah orang menawarkan produknya.

Buah dari kesabarannya adalah sambutan baik dari konsumennya. Sambutan baik itu menyalakan semangatnya untuk terus mengasah kemampuan berbisnis.

Singkat cerita, bisnis kue Yussy terus berkembang hingga pada 2011 Yussy bisa membuka gerai toko kue pertamanya. Toko itu dinamakannya Toko Roti Yussy Akmal.

Harga pie pisang di toko ini tidak terbilang murah, yakni Rp 9.000 per piece. Namun harga tak menghalangi peminat pie pisangnya.

Tak heran jika akhirnya outlet pie pisangnya berkembang jadi lima outlet.

Fokus di Lampung

Soal outlet, Yussy belum punya rencana untuk membuka di luar Lampung.

Pasalnya, Yussy ingin membangun branding Yussy Akmal sebagai toko oleh-oleh khas Lampung, sehingga dia tidak ingin ada brand Yussy Akmal di luar Lampung.

Ia pun berencana untuk menambah dua hingga tiga gerai lagi tahun depan.

Meski begitu, ia menyebutkan, bila ada rencana untuk membuka gerai di luar Lampung, dirinya akan memakai brand berbeda. Namun, ia masih merahasiakannya.

Yussy menuturkan, saat-saat terberat dalam merintis bisnisnya ketika harus melatih sumber daya manusia.

"Sebab, kami harus melatih orang-orang yang non-skill sama sekali jadi terampil. Di situ kesuliannya," jelas Yussy.

Saat ini, tantangan Yussy berbeda. yakni tantangan kemajuan teknologi dan persaingan yang semakin ketat.

Pasalnya dengan kemajuan teknologi, produknya mulai marak diduplikasi pemain lainnya. Namun, sebagai pioner ia tak merisaukan pengusaha lain ikut menjual pie pisang.

"Saya berpikir positif bahwa produk saya memang diterima," ujar Yussie. (Sugeng Adji Soenarso)

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul "Hobi antar kesuksesan Yussy berbisnis Pie Pisang".

https://regional.kompas.com/read/2019/05/03/10423331/meracik-hobi-jadi-rezeki-kisah-sukses-yussy-berbisnis-pie-pisang-khas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke