Salin Artikel

Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Mulai Jual Harta Benda

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena sejak bencana tanah bergerak menerjang kampung halamannya banyak di antara warga tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai penghasilan.

"Setelah bencana gerakan tanah ini saya sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai penghasilan, makanya saya jual perabotan," ungkap salah seorang warga terdampak, Uma (58) kepada Kompas.com di halaman rumahnya yang sudah rusak, Rabu (1/5/2019).

Dia menuturkan terpaksa menjual sebuah tempat tidur terbuat besi kepada tukang rongsokan. Uang yang diperolehnya dari menjual tempat tidur besi ini untuk kebutuhan sehari-hari.

"Alhamdulilah laku seharga Rp 100.000, mudah-mudahan cukup untuk beberapa hari ke depan," tutur Uma yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.

"Sebelum bencana terjadi saya juga sudah menjual dua ekor kambing untuk biaya anak sekolah. Sekarang sudah tidak punya lagi kambing makanya menjual perabotan yabg ada," sambungnya.

Saat ini, dia bersama istri dan anak perempuannya yang masih sekolah di Madrasah Aliyah mengungsi di lokasi pengungsian. Ia mengatakan mendapatkan tempat di bekas pasar desa.

Rencananya lanjut dia mau mengontrak rumah di kampung tetangga. Biaya mengontrak rumah setiap bulannya Rp 400.000 per bulan.

"Sekarang untuk sementara mengungsi dulu, nanti kalau ada uangnya baru mengontrak rumah," harapnya.

Perhatian pemerintah

Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono mengatakan pemerintah terus memperhatikan kondisi warga terdampak bencana gerakan tanah. Mulai dari kondisi kesehatan juga termasuk kebutuhan - kebutuhan pangan.

"Alhamdulillah kalau dilihat kondisi fisiknya warga yang mengungsi dalam keadaan sehat. Kami akan terus perhatikan," kata Adjo kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana gerakan tanah, Rabu siang.

Dia menuturkan saat ini penanganan masih tahap tanggap darurat. Untuk penanganan berikutnya apakah harus relokasi atau tidaknya masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi sebagai rekomendasi.

"Bagaimana kesimpulan dan rekomendasinya kami akan tindak lanjuti. Bila harus relokasi kami akan menyiapkan lahannya dan tentu melalui tahapan kajian juga dari Badan Geologi," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya sedikitnya 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam.

Selain itu tanah bergerak ini mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi- Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

Gerakan tanah ini mulai dikeluhkan masyarakat sejak sepekan ini setelah hujan deras mengguyur sehari semalam. Hingga Senin (22/4/2019) pergerakan tanah terus dirasakan warga.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/01/16163591/korban-bencana-tanah-bergerak-di-sukabumi-mulai-jual-harta-benda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke