Salin Artikel

Harga Bahan Pokok Naik Jelang Puasa, Edy Rahmayadi Ingatkan Pedagang Tidak Curang

Hal ini disampaikannya dalam rapat kesediaan pangan jelang Ramadhan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Satuan Tugas Pangan, Selasa (30/4/2019). 

Satgas Pangan diminta Edy untuk mengawasi dan jika ditemukan kecurangan agar segera ditindaklanjuti. Dirinya mengakui ada kenaikan harga untuk beberapa komoditi karena masalah distribusi di Nias.

Untuk itu, pihaknya akan melakukan kajian komprehensif dan mapping proses distribusi bahan pangan antar daerah. Menurutnya, infrastruktur menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi hal ini.

"Di Nias saat ini gelombang laut antara Sibolga dan Nias sedang tinggi, jadi ada kesulitan untuk distribusi barang, berdampak pada kenaikan harga. Solusinya adalah mandiri, kita upayakan memajukan pertanian sehingga produksi mereka bisa memenuhi kebutuhan. Jadi kalau gelombang laut naik, tidak masalah lagi,” kata Edy, Selasa (30/4/2019).

Di Medan, lanjutnya, juga ada kenaikan harga mulai cabai, kedelai, bawang merah, dan bawang putih. Meski stok masih di level aman, tapi Edy meminta dibuat rencana jangka panjang supaya harga tetap stabil.

Mempengaruhi inflasi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat menjelaskan, daerah yang paling banyak mempengaruhi inflasi di Sumut adalah Medan, Padangsidimpuan, Siantar dan Sibolga.

Untuk kajian, keempat daerah ini perlu menjadi prioritas, kata Wiwiek. Dirinya setuju bahwa Sumut sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan produksi provinsi, hanya saja distribusi belum merata.

“Untuk itu, jangka panjang perlu kita buat kajian yang memetakan daerah-daerah mana yang kelebihan komoditas dan daerah mana yang paling kekurangan, kemudian bagaimana dan siapa yang distribusikan,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan menurunkan tim monitoring Satgas Ketahanan Pangan (Ketapang). Tim meninjau pasar-pasar tradisional dan distributor bahan pokok.

Dipimpin langsung Kadis Ketapang Emilia Lubis, tim mendatangi distributor beras di Jalan Sibayak. Johan (40), pengusana UD Harapan Baru mengaku stok beras di gudangnya cukup untuk tiga bulan ke depan.

“Kita punya 60 ton beras berbagai jenis. Untuk beras medium, harganya Rp 9.000 per kilogram. Kami jamin tidak ada penimbunan, masyarakat bisa beli beras dengan mudah dan murah," ungkapnya.

Hal yang sama juga diucapkan pemilik UD Maju, Bukit (45). Tim selanjutnya bergerak menuju pusat pasar.

Harga cabai, bawang dan ayam melonjak

Dari hasil pengecekan, harga minyak goreng curah masih bertahan Rp 10.000 per liter. Begitu juga dengan harga daging sapi, masih tetap Rp 110.000 per kilogram.

Kenaikan terjadi untuk gula pasir, harga saat ini Rp 12.000 perkilogram, sebelumnya Rp 11.000 per kilogram.

Ayam potong naik tinggi, sebelumnya Rp 26.000 per kilogram, kini menjadi Rp 31.000 per kilogram.

Kenaikan cukup tinggi juga terjadi pada cabai merah, sebelumnya Rp 30.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram.

Diikuti bawang merah yang semula Rp 35.000 per kilogram jadi Rp 45.000 per kilogram.

Menyusul bawang putih, sekarang harganya Rp 42.000 per kilogram, sebelumnya Rp 32.000 per kilogram.

Kenaikan juga terjadi di pasar Kemiri Simpang Limun dan pasar Halat.

"Bawang merah, bawang putih dan cabai merah harganya naik. Kita harap hanya sebentar karena sedang banyak permintaan menyambut awal Ramadhan. Saya ingatkan, jangan manfaatkan momen bulan puasa untuk meraup untung sebesar-besarnya. Kalau kami temukan ada yang melakukan penimbunan, kita bersama pihak berwajib akan melakukan tindakan tegas,” kata Emilia.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/30/22164531/harga-bahan-pokok-naik-jelang-puasa-edy-rahmayadi-ingatkan-pedagang-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke