Salin Artikel

Batalkan Monorel, Pemkot Malang Pilih Bangun Jalan Baru untuk Atasi Kemacetan

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji usai menghadiri Diskusi Publik Kota Malang Darurat Infrastruktur Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Kota Malang, Selasa (30/4/2019).

"Kita buka akses-akses baru mas," kata Sutiaji.

Sutiaji optimistis pembukaan akses baru dan pelebaran jalan yang sudah ada bisa direalisasikan. Meskipun rumah penduduk di Kota Malang sangat padat dan tidak banyak jalan yang memiliki trotoar. Menurutnya, kebanyakan ruas jalan di Kota Malang sempit dan berbatasan langsung dengan bangunan milik warga.

"Ya, tidak ada yang serba mungkin," katanya saat menanggapi kemungkinan adanya kesulitan saat melakukan pelebaran jalan karena harus membebaskan lahan dan bangunan milik warga.

Selain itu, Pemerintah Kota Malang juga mendorong realisasi jalan lingkar yang akan melibatkan seluruh pemerintah daerah di Malang Raya, yakni Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Namun, realisasi jalan lingkar itu membutuhkan waktu yang panjang karena harus ada kesepakatan antara tiga pemerintah daerah di Malang Raya.

"Ketika saya merencanakan hari ini, kalau tidak disambut oleh kota kabupaten (Kota Batu dan Kabupaten Malang) lain kan percuma. Kita akan koordinasi dulu," jelasnya.

Pada tahun 2017, Kota Malang merencanakan pembangunan monorel untuk mengurai kemacetan. Wali Kota Malang saat itu, Moch Anton, bahkan mengaku sudah melakukan studi banding ke Amerika Serikat terkait rencana pembangunan transportasi massal tersebut.

Namun hingga sekarang, monorel yang rencananya mulai dibangun pada tahun 2018 tak kunjung terealisasi.

Pemerintah Kota Malang saat itu menyebutkan akan membangun monorel sepanjang 40 kilometer yang akan dibangun secara bertahap. Tahap pertama akan dibangun sepanjang 8,2 kilometer dari Stasiun Kota Baru menuju Universitas Brawijaya di Jalan Veteran.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Nurkholis mengatakan, transportasi massal merupakan keniscayaan untuk kota yang terus berkembang. Nantinya, transformasi massal akan menjadi pilihan untuk mobilitas masyarakat.

"Itu harus dipikirkan. Karena di mana pun di negara-negara modern mesti ada transportasi massal dan bagus kualitasnya," katanya.

Nurkholis lantas mencontohkan aspek transportasi di Tokyo yang masyarakatnya lebih memilih menggunakan transportasi massal ketimbang bawa kendaraan pribadi.

Sedangkan, jenis transportasi massal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerahnya.

"Itu nanti bisa disesuaikan. Apa mungkin bus kota atau LRT barangkali," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/30/17340131/batalkan-monorel-pemkot-malang-pilih-bangun-jalan-baru-untuk-atasi-kemacetan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke