Salin Artikel

Kisah Tiga Anak Muda Bandung Rintis Bisnis "Sneakers" Lokal

Tidak hanya anak muda saja, kepala negara seperti Joko Widodo (Jokowi) tertangkap kamera sering menggunakan sneakers saat bertugas.

Sayangnya, di Indonesia, jenis sepatu yang populer sejak era 1990-an ini didominasi merek asing dengan harga mahal.

Namun, hal itu justru menjadi peluang bagi tiga anak muda asal Bandung, Jawa Barat. Mereka bertiga mencoba mendobrak dominasi sneakers merek luar dengan membangun sneakers merek lokal di bawah manajemen NAH Project.

Semenjak membangun bisnisnya di 2017, sneakers garapan mereka laku keras. Mereka bahkan disebut perintis sneakers merek lokal.

Brand sneakers lokal pertama

Ifa Hanifah, Managing Director NAH Project asal Bandung, Jawa Barat bercerita, pasar sneakers di Indonesia masih sangat luas dan punya peluang besar untuk berkembang.

Apalagi, selain anak muda, sneakers juga dilirik oleh kalangan profesional. Peluang bisnis sneakers inilah yang digarap oleh Ifa dan dua rekannya.

"Kami melihat peluang sneakers di Indonesia itu besar banget, bahkan sampai ada komunitasnya di beberapa kota. Dan selama ini belum ada pemain lokal yang menggarap bisnis ini," jelas Ifa seperti dikutip dari KONTAN.

NAH Project resmi meluncur ke pasaran sejak Oktober 2017 lalu sebagai pelopor sneakers lokal.

Ifa menjelaskan bahwa dirinya bersama dua founder NAH Project lain yakni Rizky Arief Dwi Prakoso dan Karina Innadindya sama-sama merintis bisnis sneakers dari awal.

Awalnya, Ifa bergabung di NAH Project sebagai Head of Marketing.

"Sebenarnya, kalau dibilang founder NAH sendiri ya Rizky dan Karin, tapi saat ini mereka sudah tidak aktif sebagai CEO NAH dan sudah tidak aktif dalam proses bisnisnya. Saya juga ikut merintis ini dari awal, gabung sebagai head of marketing," jelas gadis kelahiran 1995 ini.

Penjualan hanya via online

Keluar sebagai brand sneakers lokal pertama di tanah air, NAH Project memproduksi sekitar 10 model sneakers dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 270.000 sampai Rp 415.000 per pasang.

Ifa mengatakan, jika saat ini kapasitas produksi NAH Project sudah mencapai 10.000 pasang sepatu per bulan.

"Kalau penjualannya saat ini mencapai 3.000 - 4.000 pasang per bulan. Padahal dulu waktu awal-awal hanya sekitar 30 - 50 pasang per bulan," katanya.

Semua penjualan dilakukan lewat online melalui Instagram, web, dan e-commerce. (Elisabeth Adventa)

Artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul "Ini kisah anak muda Bandung merintis sneakers lokal"

https://regional.kompas.com/read/2019/04/30/07300051/kisah-tiga-anak-muda-bandung-rintis-bisnis-sneakers-lokal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke