Salin Artikel

Bertaruh Nyawa Seberangi Ganasnya Lautan Demi Pemilu di Kepulauan Aru

Selain membutuhkan waktu yang lama, distribusi logistik pemilu di Kepulauan Aru harus dilakukan oleh penyelenggara pemilu dengan risiko yang tinggi. Sebab mereka harus mengarungi laut lepas dengan kondisi cuaca yang buruk disertai gelombang tinggi.

Meski harus menerjang badai dan gelombang tinggi namun hal itu tidak sedikit pun menjadi penghalang bagi penyelenggara pemilu di Kepulauan Aru untuk mengarungi laut lepas demi membawa logistik pemilu 2019 di pulau-pulau terluar di wilayah tersebut.

Ketua KPU Kepulauan Aru, Yoseph Sudarso Labok mengatakan sebagai wilayah kepulauan yang didominasi oleh laut, maka tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pemilu di Kepulauan Aru selain harus mengarungi lautan dengan segala risikonya untuk membawa logistik pemilu hingga sampai ke seluruh pulau-pulau terluar di wilayah tersebut.

Menurutnya butuh waktu yang sangat lama bagi pihaknya untuk mendistribusikan logistik pemilu 2019 ke seluruh pulau-pulau terluar di wilayah tersebut, sebab ada banyak pulau yang harus didatangi untuk mendistribusikan logistik pemilu.

“Dari Ibu Kota Kabupaten, kita membutuhkan waktu mengarungi laut sekitar 24 jam hingga sampai ke kecamatan-kecematan,”kata Yoseph kepada Kompas.com via telepon selulernya, Selasa (16/4/2019).

Distribusi logistik pemilu 2019 ke sejumlah pulau-pulau terluar di wilayah Kepulauan Aru telah dilakukan KPU setempat sejak tanggal 12 April lalu ke Kecamatan Aru Utara, Kecamatan Aru Utara Timur dan Kecamatan Sir-Sir.

Besoknya pada tanggal 13 April distribusi logistik pemilu kembali dilakukan ke Kecamatan Aru Selatan dan Kecamatan Aru Selatan Utara. Selanjutnya pada tanggal 14 April distribusi logistik pemilu dilakukan ke Kecamatan Aru Tengah, Aru Tengah Selatan dan Aru Tengah Timur.

Delapan kecamatan itu sendiri berada di sejumlah pulau terluar di kepulauan Aru seperti di Pulau Trangan, Pulau Kobror, Pulau Barakay dan sejumlah pulau terluar lainnya.

Menurut Yoseph logistik pemilu yang dibawa ke sejumlah pulau terluar di Kepulauan Aru dilakukan dengan menggunakan speedboat milik pemerintah daerah setempat.

Dia mengaku saat membawa logistik pemilu tersebut, pihaknya harus melewati gelombang tinggi hingga hujan dan angin kencang.

“Kemarin waktu kita keluar dari pelabuhan itu kondisi laut agak buruk, gelombang setinggi 1-2 meter, sudah begitu angin juga kencang dan hujan. Di Aru ini cuaca beruba-ubah waktu pagi teduh tapi siangnya tidak lagi,” ujarnya.

Dia pun mengaku saat ini seluruh logistik pemilu telah tiba di seluruh kecamatan dan desa-desa di wilayah tersebut dan telah siap untuk didistribusikan ke seluruh TPS.

“Sampai saat ini sudah tiba di desa-desa, dan pelaksanaan pemilu sudah siap untuk digelar besok,” akunya. 

Sewa Kapal

Bagi KPU Kepulauan Aru, menyewa kapal laut untuk membawa logistik pemilu bukanlah hal baru. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, KPU Kepulauan Aru juga kerap menyewa kapal untuk membawa logistik pemilu ke pulau-pulau terluar di wilayah tersebut.

Yoseph mengatakan, untuk distribusi logistik pemilu dari Dobo, ibu kota kabupaten ke kecamatan-kecamatan di wilayah tersebut pihaknya menggunakan speedboat milik pemerintah daetah setempat.

Namun untuk distribusi lanjutan ke desa-desa pihaknya harus menyewa kapal laut dengan harga hingga puluhan juta rupiah.

“Kalau speedboat milik pemda itu kita hanya tanggung bahan bakar, tapi kalau untuk distribusi ke desa-desa itu kita sewa kapal yang harganya hingga Rp 30 juta sampai Rp 50 juta,”ungkapnya.

Dia mengatakan jarak tempuh dari Dobo menuju kecamatan bisa mencapai sehari penuh, itupun kalau kondisi laut normal, namun jika kondisi laut sedang buruk, maka waktu yang dibutuhkan akan lebih lama lagi.

“Itu tidak terhitung dengan waktu yang dibutuhkan untuk distribusi dari kecamatan ke desa-desa karena kita gunakan kapal lagi,” ujarnya.

Selain menyewa kapal laut, pihaknya juga harus mengeluarkan uang untuk membayar jasa buruh pelabuhan yang mengangkut logistik pemilu ke kapal dan sebaliknya.

Meski tidak menyebut berapa jumlah uang untuk membayar buruh namun Yosudarso mengaku harga sewa buruh di setiap pelabuhan sangat tergantung dari negosiasi yang dilakukan.

“Kita juga menyewa jasa buruh pelabuhan untuk mengangkut logistic pemilu ke kapal dan juga menurunkannya dari atas kapal,” sebutnya. 

Bertaruh Nyawa

Tugas sebagai penyelenggra pemilu di Kepulaua Aru bukanlah tanpa risiko saat tahapan pemilu berlangsung.

Bagi penyelenggara pemilu di wilayan itu, bertarung dengan ganasnya gelombang dan badai saat distribusi logistik pemilu telah menjadi hal biasa yang selalu dihadapi.

Bahkan penyelenggara pemilu di wilayah itu terkadang harus bertaruh nyawa di tengah laut lepas ketika kapal motor yang ditumpangi ke pulau-pulau terluar diterjang gelombang tinggi hingga terombang ambing di laut lepas.

Yoseph bercerita, pada Pemilu 2014 silam saat dia masih menjabat sebagai Ketua Divisi Logistik, dia dan beberapa stafnya harus membuang bahan bakar minyak dari dalam jirigen untuk digunakan sebagai alat penolong karena kapal yang mereka tumpangi saat membawa logistik pemilu saat itu nyaris tenggelam karena dihantam gelombang tinggi.

“Kita terpaksa menumpahkan BBM dari dalam jerigen karena kapal hampir terbalik. Jadi jerigen itu kita pakai untuk pengganti alat keselamatan,” akunya.

Dia mengaku pengalaman yang dihadapinya itu tak pernah akan dilupakannya. Sebab saat itu kata dia suasana sangat mencekam hingga membuat semua orang yang ada di dalam kapal panik.

Menurutnya dalam kondisi tersebut dia hanya bisa berdoa agar kapal yang mereka tumpangi tidak sampai tenggelam.

“Ada staf perempuan yang langsung menangis saat itu karena memang kondisinya sangat berisiko,” ujarnya.

Dia mengatakan menjadi penyelenggara pemilu di Kepulauan Aru selalu diperhadapkan dengan berbagai tantangan, namun dia meyakini apapun tantangan yang dihadapi semua akan dapat dilalui jika dikerjakan dengan hati yang ikhlas.

Dia juga mengaku jika menjadi penyelenggara pemilu di Kepulauan Aru harus membutuhkan kesabaran dan keberanian, sebab akan ada banyak tantangan yang selalu datang dalam menjalankan tugas untuk menykseskan pemilu di wilayah tersebut.

“Kami selalu berdoa agar tugas-tugas kami selalu diberkati Tuhan, karena menjadi penyelenggara pemilu disini tantangannya sangat luar biasa berat,”akunya. 

https://regional.kompas.com/read/2019/04/16/15083951/bertaruh-nyawa-seberangi-ganasnya-lautan-demi-pemilu-di-kepulauan-aru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke