Salin Artikel

13 Jam Terjang Ombak Besar, Cerita Petugas KPU Bawa Surat Suara ke Pulau Terluar Indonesia

Mereka mengantar logistik kebutuhan Pemilu ke pulau terluar Indonesia yang berbatasan laut dengan Filipina itu.

Logistik yang dimasukkan dalam 23 kotak tersebut diangkut dengan menggunakan kapal Polair Polres Talaud yang ukurannya tidak terlalu besar.

Petugas KPU Talaud bernama Arly Mangoli bercerita, normalnya, perjalanan hanya membutuhkan waktu tempuh 6 hingga 8 jam.

"Tapi karena ombak besar sehingga sampai 13 jam," kata Arly, Senin (13/4/2019).

Selain itu, beberapa kali kapal harus berhenti di tengah ombak besar lantaran mengalami masalah di bagian mesin.

Arly menuturkan, di dalam perahu ada tiga perwakilan KPU Talaud, satu perwakilan Bawaslu, dan satu dari Kesbangpol, serta lima orang kru kapal.

"Kami pasrah saja, tergantung yang membawa kapal saja," ujarnya.

Petugas KPU Talaud lainnya bernama Feriyanto Duduo mengatakan, ombak memang sangat besar karena angin di lautan dan sempat hujan.

"Angin cukup besar, bahkan kami sempat basah semuanya," ungkap dia.

Namun, semua logistik aman tidak terkena air laut karena kotak sudah dibungkus menggunakan plastik.

Kapal, lanjut Feriyanto, sempat hendak balik arah karena ombak sangat kencang. Namun, rencana itu urung dilakukan karena sudah niat dan tugas yang harus dilakukan.

Di dalam kotak suara yang dibawa terdapat 235 lembar surat suara untuk TPS 1 dan 297 lembar untuk TPS 1. Ada pula logistik, termasuk formulir, kelengkapan TPS, dan logistik lainnya.

Saat tiba di pelabuhan, mereka disambut oleh PPK Miangas. Hingga saat ini, kotak dan logistik termasuk surat suara disimpan di gudang PPK.

Dijemput tentara 

Forum Komunikasi Kecamatan (Forkopimka) Miangas siap mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019.

"Kalau dari kecamatan, kami sudah siap bekerja sama dengan seluruh Forkopimka untuk menyukseskan Pemilu," ujar Camat Miangas, Jefri Bawuno, Senin (15/4/2019).

Dia mengatakan, apel persiapan, termasuk apel gabungan siaga dengan TNI dan Polri, sudah dilakukan.

"Semua unsur terlibat dalam pengamanan untuk mewujudkan dan memastikan Pemilu dalam keadaan aman," ungkapnya.

Selain itu, KPU, PPK, PPS, Panwas, juga masyarakat akan terlibat dalam pengamanan Pemilu.

"Kami semua Forkopimka di sini kompak, bersama untuk mengamankan Pemilu," ujarnya.

Jefri pun mendorong warga untuk menggunakan hak pilih mereka.

"Jangan golput, pilih sesuai dengan keinginan hati dan keinginan masing-masing, jangan dengarkan bisikan kiri dan kanan, jangan lupa juga berdoa sebelum ke TPS," tuturnya.

Dia mengajak juga untuk menciptakan kondisi yang damai dan segera menyelesaikan jika masalah terjadi agar tidak terjadi masalah besar.

Sementara itu, Kapolsek Miangas Iptu Hibor Tandea mengatakan, di Polsek Miangas ada 14 personel, namun yang terlibat langsung untuk penjagaan TPS ada empat personel.

"Satu TPS dua personel," tuturnya.

Anggota polisi lainnya akan melakukan patroli bersama Forkopimka Miangas dari Koramil, Pleton Satgas Pamtas Pulau Terluar, Posal.

Danramil 1313/02 Kapten Inf Rasmul Tamalawe menjelaskan, mereka siap untuk melakukan back up pengamanan terhadap Polsek, Panwas, dan PPK.

"Semalam juga kami sudah lakukan patroli gabungan, termasuk pengamanan saat penjemputan logistik Pemilu," kata dia.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah KPU Talaud Antar Logistik Pemilu ke Pulau Miangas: Terjang Ombak Besar Selama 13 Jam

https://regional.kompas.com/read/2019/04/16/10150201/13-jam-terjang-ombak-besar-cerita-petugas-kpu-bawa-surat-suara-ke-pulau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke