Salin Artikel

Kisah Eha Soleha, Penjual Kopi Keliling di Pasar yang Jadi Caleg DPRD

Sebagian besar, mereka tidak percaya lantaran, ranah politik sangat jauh dari keseharian Eha sebelumnya yang hanya seorang penjual kopi keliling.

Begitulah dunia, nasib orang siapa yang tahu. Jika kemarin Eha Soleha (44) sibuk bekerja sebagai penjual kopi keliling di Pasar Induk Kranggot, kini Eha sibuk sosialisasi untuk menjadi calon anggota DPRD Kota Cilegon, Banten.

"Banyak yang bilang, mimpi kamu ya Eha, uang dari mana jadi caleg," kata Eha saat ditemui di kontrakannya di Lingkungan Periuk, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Kamis (4/4/2019).

Jika ada cibiran demikian, Eha lantas mengeluarkan jurus ampuhnya yakni stiker pencalonan dirinya sebagai caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Saya kemana-mana bawa stiker dan kartu nama, keluarin saja, sekalian sosialisasi kalau pelanggan saya warga Dapil 1, tolong pilih saya ya," Cerita dia.

Ibu satu anak ini bercerita, sebelumnya tidak pernah ada terpikir sedikit pun untuk menjadi caleg, bahkan mendengar namanya saja dia tidak tahu.

Namun keterampilan dia menarik pelanggan, membuat salah satu petinggi partai melirik dirinya untuk dicalonkan menjadi caleg.

"Yang ngajak pelanggan saya Pak Hamdi, beliau Ketua KPC di Kecamatan Cibeber, saya tanya, apa itu caleg, apa itu anggota dewan? setelah dijelaskan saya baru mengerti," kata dia.

Butuh beberapa hari bagi Eha untuk memutuskan mendaftar sebagai caleg. Dirinya perlu meyakinkan ibunya, adik dan juga anaknya jika dirinya hendak maju menjadi caleg.

"Setelah saya yakinkan, ini gratis, semua diganggung partai, baru keluarga saya mendukung dan mendoakan saya setiap hari supaya menang," Kata dia. 

Libur Jualan Kopi 

Eha menyadari butuh kerja keras untuk memuluskan jalannya menuju Gedung DPRD, karena hal ini dia meninggalkan berjualan kopi yang sudah digeluti tiga tahun belakangan untuk memaksimalkan sosialisasi.

Eha sebelumnya berjualan kopi keliling di Pasar Induk Kranggot mulai pukul 01.00 WIB dini hari hingga pukul 08.00 WIB.

Dari berjualan kopi ini, penghasilannya tidak menentu, mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000 setiap harinya.

"Tadinya kalau malam jualan, siang sosialisasi, tapi capek juga, dan mendekati hari pencoblosan harus lebih giat, mangkanya saya libur dulu jualannya," kata dia.

Sosialisasi yang dilakukan Eha terbilang unik, setiap harinya, dia menargetkan untuk mendatangi sekitar 30 rumah warga door to door.

Ini dilakukan, lantaran dia tidak punya biaya untuk mencetak spanduk dan baliho seperti caleg-caleg lainnya.

"Hitung-hitung sekalian kenalan sama warga, sudah ada ratusan warga yang kenal langsung karena sosialisasi, saya catat semuanya di buku," kata dia.

Untuk biaya sosialisasi setiap harinya setelah tidak menjadi penjual kopi, Ela mengeluarkan uang dari tabungan selama dirinya berjualan kopi.

Selain itu, dia juga mendapat sumbangan dari kader-kader lain dari partainya.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/05/07221611/kisah-eha-soleha-penjual-kopi-keliling-di-pasar-yang-jadi-caleg-dprd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke