Salin Artikel

Warga Larang Kendaraan Pengangkut Sampah Masuk TPST Piyungan

Penutupan ini dilakukan karena tuntutan warga yang pernah diutarakan saat melakukan aksi serupa di akhir 2018 lalu tidak dipenuhi. 

Koordinator Komunitas Pemulung TPST Piyungan, Maryono mengatakan, warga menutut perbaikan pengelolaan sampah di tempat pembuangan sampah dari Bantul, Kota Yogyakarta, dan Sleman.

Yang utama adalah keresahan warga karena antrean kendaraan pengangkut sampah di sana hingga berjam-jam. Hal ini diakibatkan oleh dermaga sampah yang sempit.

"Antrean mobil pengangkut sampah sampai 1,5 km, mereka antre hingga 8 jam. Ini mengganggu warga yang akan beraktivitas," kata Maryono, saat ditemui di TPST Piyungan, Senin (25/3/2019).

Selain itu, jalan menuju ke TPST diminta untuk dibenahi karena kerusakan cukup parah. Hal ini menyebabkan warga dan pelajar yang melewati harus ekstra berhati-hati, apalagi saat musim penghujan.

Kemudian, penyediaan sarana dan prasarana penerangan jalan. Masyarakat juga menutut pembuatan drainase yang awalnya ada, namun sudah tertutup sampah.

Akibatnya, air masuk ke pemukiman warga. Warga juga menutut fogging secara berkala dan kompensasi untuk setiap KK yang terdampak langsung TPST ini.

Ada ratusan KK dari 5 RT di Desa Sitimulyo, sejak TPST seluas 14,5 hektare dibuka 1996, disebut tidak pernah mendapatkan kompensasi.

"Akhir tahun lalu kami menutut perbaikan jalan dan drainase. Pemerintah berjanji dua minggu akan dibangun jalan dan drainase. Tetapi hanya pengerasan jalan, tidak ada aspal sampai saat ini," ujar dia.

Maryono mengatakan, pihaknya akan kembali membuka akses jalan jika minimal tuntutan pembangunan dermaga pembuangan sampah dipenuhi.

"Jika dermaga sudah dipenuhi sudah diperkenankan kembali membuang sampahnya di sini," ucap dia.

Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Sampah Akhir Balai TPST Piyungan Imam Sugiono mengakui pihaknya belum bisa memenuhi semua tuntutan warga.

Anggaran Rp 500 juta dari APBD DIY hanya mampu mengaspal 100 meter dari 2 kilometer jalan di sepanjang area pembuangan. Rencananya, pengaspalan dilakukan akhir April hingga pertengahan Juni nanti.

"Kami hanya menutup lubang-lubang yang ada. Lalu dari jembatan timbang ke selatan hanya kurang lebih 100 meter aspalnya," ucap dia.

Namun, dia menyebut sudah ada perluasan dermaga pembuangan sampah, dari jalan menuju dermaga, semula 25 meter persegi menjadi 50 meter persegi. Truk-truk pembuang sampah pun tidak antre lama.

Pihaknya minggu ini juga akan mendatangkan alat berat baru untuk membantu mengelola sampah. Diakuinya, akibat hujan deras minggu lalu, ada tanggul jebol mengakibatkan sekitar 5 hektare sampah terdampak.

DPRD DIY Yoke Agung Endra Laksana mengatakan, dirinya perihatin kasus di TPST Piyungan belum ada titik terang. Ia mendorong, pemerintah tiga daerah yakni Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul, turut dilibatkan.

Selain itu, seharusnya Pemda DIY mempertimbangkan penggunaan teknologi untuk pengelolaan sampah.

"Saya berharap apa yang dikeluhkan warga ini bisa segera direspons Pemda. Karena saya dengar saat ini sampah-sampah di seluruh pasar di Kota Yogyakarta sudah menumpuk dan menganggu pemandangan," ucap dia.

Dari pantauan Kompas.com, memang tidak ada aktivitas hilir mudik mobil pengangkut sampah. Hanya ada warga sekitar yang berada di lokasi.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/25/18040751/warga-larang-kendaraan-pengangkut-sampah-masuk-tpst-piyungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke