Salin Artikel

Fakta Kericuhan Acara Harlah NU Ke-93 di Sumut, 11 Anggota FPI Tersangka hingga Sebut Acara NU Sesat

KOMPAS.com - Sebanyak 11 anggota Front Pembela Islam (FPI) ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan melakukan penghasutan dan memancing kericuhan saat acara peringatan hari ulang tahun ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) di Lapangan Srimersing, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Rabu (27/2/2019)

Para tersangka dijerat dengan Pasal 160 subsider 175 juncto Pasal 55 dan 56 KUHPidana dengan ancaman hukuman enam tahun penjara. Polisi masih dalami kasus tersebut dan terbuka kemungkinan akan ada tersangka lainnya. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

Kericuhan bermula saat penceramah Gus Muwafiq menyampaikan tausiah. Tiba-tiba Su dan rekan-rekannya berusaha masuk ke lokasi acara sambil berteriak-teriak.

Saat itu petugas pengamanan berupaya mengingatkan dan meminta mereka tidak membuat keributan dan kegaduhan.

"Su dan teman-temannya tidak terima dengan tabligh akbar tersebut, katanya sesat. Satu temannya malah berteriak, 'Bubar semua, bubar semua'. Personil pengamanan berusaha menghalau dan mengingatkan. Rombongan Su semakin berteriak-teriak, 'Bubarkan, bubarkan'. Mereka juga memaksa ibu-ibu yang ikut pengajian untuk berdemo tapi ditolak," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja yang dihubungi Kompas.com, Jumat (1/3/2019).

Para pelaku diduga melakukan penghasutan atau merintangi pertemuan keagamaan yang bersifat umum dan diizinkan sebagaimana Pasal 160 subsider 175 juncto Pasal 55 dan 56 KUHPidana dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

"Hasil gelar perkara telah terpenuhi unsur tindak pidananya dan telah cukup alat bukti untuk melakukan penahanan terhadap para tersangka. Penyidik masih mendalami aktor intelektualnya dan tidak tertutup kemungkinan akan ada tersangka lain," kata Tatan Dirsan Atmaja.

Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah tersangka.

"Perkembangan selanjutnya, nanti kami sampaikan. Pastinya penyidik masih mengejar tersangka lain," kata Kombes Tatan.

Seperti diketahui, para tersangka mencoba menyusup di acara hari ulang tahun ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) di Lapangan Srimersing, Tebingtinggi, Sumut. 

Saat itu para tersangka menyatakan acara harlah NU tersebut adalah terlarang dan harus dibubarkan.

Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan kericuhan di Lapangan Srimersing terjadi sekitar pukul 11.40.

Saat itu para pejabat hadir dalam acara tersebut, antara lain Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, serta para tokoh agama dan juga masyarakat.

Para pelaku pun terpaksa diamankan karena nekat untuk membubarkan acara Harlah NU tersebut meski sudah diperingatkan petugas.

Saat itu petugas langsung mengamankan depan orang. Setelah pemeriksaan, tiga orang anggota FPI lainnya turut ditangkap.

"Semuanya saat ini sedang menjalani interogasi di Satreskrim Polres Tebingtinggi. Statusnya masih dalam pemeriksaan," kata Tatan lewat pesan singkatnya, Rabu malam.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/01/19115991/fakta-kericuhan-acara-harlah-nu-ke-93-di-sumut-11-anggota-fpi-tersangka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke