Salin Artikel

Kebakaran Lahan Tak Kunjung Padam, Warga di Rupat Berharap Turun Hujan

Warga mengungkapkan, musim panas melanda Kecamatan Rupat sudah hampir dua bulan.

"Kalau panas sejak awal Januari 2019. Jadi, gambut-gambut yang ada di sini mengering dan mudah terbakar. Apalagi, di sini hampir seluruhnya tanah gambut," kata Sugiyanto (58), salah satu warga Kelurahan Terkul, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (25/2/2019).

Dia mengatakan, karhutla di Kecamatan Rupat sudah berlangsung hingga satu bulan. Hingga kini, belum dapat dipadamkan.

"Sekarang sudah sangat luas terbakar. Karet dan sawit habis terbakar. Kalau sekarang sudah sulit dipadamkan," ujar dia.

Untuk itu, Sugiyanto berharap turun hujan dengan intensitas tinggi, supaya api segera padam.

"Kami setiap hari berdoa minta hujan. Karena di kampung kami kabut asap sudah parah. Banyak dampaknya, batuk, filek, sesak nafas. Sangat bahaya bagi kesehatan," ucap dia.

Warga lainnya, Budiman (48), juga mengharapkan hal yang sama. Upaya pemadaman dengan tenaga manusia, menurut dia, kecil kemungkinan bisa dilakukan.

"Sekarang banyak sekali petugas yang berupaya mematikan api. Kami sangat berterima kasih. Masyarakat juga ikut bantu. Tapi, kita sama tahu bahwa kebakaran gambut saat ini sangat parah dan luas. Jadi, harapan kami cepat turun hujan," ungkap Budiman.

Dari pantauan langsung Kompas.com di lokasi, kebakaran lahan gambut sangat sulit diatasi. Sebab, api ada di dalam gambut yang dalamnya satu hingga tiga meter.

Petugas gabungan dari TNI, kepolisian, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat, melakukan upaya pemadaman semaksimal mungkin.

Bahkan, gambut yang terbakar disiram dan diinjak-injak hingga menjadi seperti bubur, namun masih mengeluarkan asap.

Selain kesulitan akibat terik matahari yang panas, petugas juga sesak nafas menghirup kabut asap tebal di lokasi kebakaran.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kecamatan Rupat, luas lahan yang terbakar saat ini mencapai 1.300 hektare.

Karhutla terdapat di Kelurahan Terkul, Kelurahan Pergam, Desa Sri Tanjung, Teluk Lecah, dan Desa Kebumen.

Musim panas diprediksi hingga Maret

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Mia Vadila mengatakan, musim panas di wilayah Riau di bagian pesisir diprediksi hingga Maret 2019.

"Untuk wilayah Riau di bagian pesisir utara dan timur, seperti Dumai dan Bengkalis masih musim panas. Kondisi ini diperkirakan hingga sampai Maret," kata Mia, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin.

Dia menyampaikan, pada bulan Februari dan Maret mendatang memang musim panas. Peluang hujan sangat sedikit.

"Kalau hujan diperkirakan untuk saat ini pada tanggal 27 dan 28 Maret 2019, tapi belum merata. Karena di wilayah Riau di bagian pesisir memang musim panas," tutup Mia.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/25/17243861/kebakaran-lahan-tak-kunjung-padam-warga-di-rupat-berharap-turun-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke