Salin Artikel

Gubernur Sulsel: Banjir Bandang Disebabkan Pendangkalan Sungai dan Perusakan Hutan

Menurut dia, banjir bandang terjadi akibat pendangkalan dam sungai Bili-bili dan diperparah dengan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan di daerah hulu. 

Hal itu dikatakan Nurdin Abdullah usai mengikuti perayaan karnaval pesona tana Luwu di kota Palopo, Sulawesi Selatan, Rabu (23/01/2019).

“Ini adalah gejala alam yang luar biasa. Penyebab banjir akibat pendangkalan dam sungai Bili-Bili yang sudah serius untuk ditangani,” katanya.

Dia menambahkan, upaya konservasi di hulu perlu segera dilakukan karena daerah aliran sungai (DAS) Jeneberang sudah masuk kategori DAS super kritis. Konservasi ini dilakukan agar tidak terjadi bencana serupa di kemudian hari. 

“DAS Jeneberang itu sudah masuk kategori DAS yang super kritis akibat terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan di hulu seperti perladangan berpindah, dan sebagainya. Sementara lebih cepat perusakan hutan daripada upaya konservasi yang dilakukan,” ujarnya.

Ribuan pengungsi

Luapan Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengakibat 2.121 warga korban banjir mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang disediakan pemerintah, Rabu (23/1/2019).

Dari 13 lokasi pengungsian, jumlah pengungsi terbanyak yakni di Pasar Sungguminasa dengan jumlah 600 pengungsi.

Para pengungsi ini masih bertahan dengan bekal seadanya mau pun dari pemberian warga lantaran pihak pemerintah baru menyiapkan dapur umum hari ini.

"Jumlahnya ada dua ribu lebih, dan hari ini kami menyiapkan dapur umum" kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kabupaten Gowa, Sirajuddin, Rabu.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/23/11141991/gubernur-sulsel-banjir-bandang-disebabkan-pendangkalan-sungai-dan-perusakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke