Salin Artikel

Mengunjungi Tombak Sulu-sulu, Gua Kelahiran Sisingamangaraja I (2)

Bebatuan licin tajam tersebut terbentuk akibat pergeseran lempeng bumi.

Penelitian geologis menyebutkan sejarah Gunung Toba yang pernah meletus sebanyak tiga kali. Letusan ini oleh sejumlah penelitian disebutkan telah mengubah iklim dunia.

Letusan pertama terjadi sekitar 800.000 tahun silam. Kedua meletus 300.000 tahun silam. Kemudian yang ketiga terjadi pada 74.000 tahun silam.

Letusan ketiga dianggap paling dahsyat. Sebab, letusan itu telah mengangkat dasar Kaldera Toba ke permukaan menjadi daratan yang disebut Pulau Samosir.

Baca sebelumnya: Mengunjungi Tombak Sulu-sulu, Gua Kelahiran Sisingamangaraja Pertama (1) 

Tombak Sulu-sulu diketahui sebagai hasil letusan Gunung Toba yang pertama atau 800.000 tahun silam. Letusan pertama hanya menyebabkan batuan dasar Kaldera Toba terangkat, termasuk Tombak Sulu-sulu.

Ronald Lumbanbatu, penjaga Tombak Sulu-sulu mengatakan, sejumlah peneliti dari Brasil dan Belanda pernah meneliti bebatuan di sana.

Menurut mereka, batu yang ada di gua kelahiran Sisingamangaraja I berbeda dengan batu lain di luar lokasi, mulai dari bentuk hingga tekstur.

"Di bawah kaki bukti ini pun bebatuannya berbeda,” ungkap Ronald.

Tombak Sulu-sulu dalam bahasa batak diartikan dalam dua kata, yakni tombak sebagai hutan belantara dan sulu-sulu atau obor.

Dengan demikian, arti Tombak Sulu-sulu adalah hutan belantara yang memancarkan setitik cahaya.

Cerita Lahirnya Sisingamangaraja I

Tentu saja dengan berkunjung ke Tombak Sulu-sulu, tidak akan terlepas dari cerita rakyat seputar lahirnya Raja Sisingamangaraja I. 

Dalam cerita masyarakat Humbahas, disebutkan di Tombak Sulu-sulu-lah ibunda Sisingamangaraja I, yakni Boru Pasaribu, menerima “wahyu” dari Tuhan.

Dalam cerita rakyat itu dikisahkan Boru Pasaribu sengaja datang ke gua itu untuk berdoa meminta anak laki-laki. Ia pun bertapa demi tujuannya tersebut.

Tak berapa lama ia pun bermimpi kelak akan mendapat seorang anak laki-laki. Mimpinya terbukti. Boru Pasaribu melahirkan seorang anak laki-laki.

Dikatakan dalam mimpinya bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi seorang raja di Bakkara. Hal itu diprediksi terjadi kurang lebih pada abad ke-16 M.

Anak laki-laki itu kemudian diberi nama Manghuntal. Manghuntal inilah yang dikenal sebagai Sisingamangaraja I.

Dari sinilah trah Sisingamangaraja dimulai. Mereka memerintah Negeri Bakkara. Trah ini berakhir pada Sisingamangaraja XII yang gugur di tangan Belanda pada 1907 dan menjadi Pahlawan Nasional. 

(Selesai)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/10/07114701/mengunjungi-tombak-sulu-sulu-gua-kelahiran-sisingamangaraja-i-2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke