Salin Artikel

Dua Pekan Ribuan Pengungsi Gempa di Mamasa Masih Bertahan di Tenda Darurat

Warga beralasan, lebih aman berada di bawah tenda-tenda daripada tinggal di rumah karena rawan tertimpa reruntuhan.

Sebab, banyak rumah warga yang rusak dan retak-retak, sehingga dikawatirkan ambruk saat diguncang gempa.

Meski tidur beralas tanah dan penerangan seadanya, mereka tetap bertahan di tenda pengungsian dengan kondisi apa adanya.

Berdasarkan data BPBD Mamasa, jumlah pengungsi gempa di Mamasa kembali mencapai 8.000 orang yang tersebar di beberapa titik pengungsian di wilayah Kabupaten Mamasa.

Jumlah pengungsi itu sejak gempa beruntun terjadi pada Kamis (15/11/2018).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BNPB Mamasa, Ian Lebok mengatakan, 8.000 orang pengungsi itu tersebar di beberapa titik di wilayah Mamasa, termasuk Kecamatan Tanduk Kalua, Sumarorong, dan Balla.

Tak hanya di Mamasa, pengungsi juga ada yang keluar daerah seperti Polewali, Toraja, dan Makassar.

“Jumlah pengungsi yang panik dan ketakutan sempat mencapai belasan ribu warga, termasuk anak-anak, namun sekarang tinggal sekitar 8.000-an yang tersebar di Sumarorong, Tanduk Kalua, Mamasa, dan beberapa lokasi lainnya,” kata Ian.

Sementara, status tanggap darurat yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah daerah, kembali di perpanjang satu minggu kedepan karena pengungsi kembali membeludak di sejumlah lokasi pengungsian.

Hingga saat ini, getaran-getaran goncangan gempa dengan kekuatan 3,0-4,0 SR masih terus dirasakan masyarakat Mamasa.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/21/16504091/dua-pekan-ribuan-pengungsi-gempa-di-mamasa-masih-bertahan-di-tenda-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke