Salin Artikel

Petani Pasangkayu Adukan Praktik Kartel Harga Sawit kepada Mentan

Keluhan itu disampaikan warga saat Andi melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pasangkayu.

Menurut petani, harga buah kelapa sawit milik mereka di Pasangkayu jauh berbeda dengan harga kelapa sawit di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan daerah lainnya di Indonesia.

Di Kalimantan, petani bisa menikmati harga sawit Rp 1.500 perkilogram, sementara di Pasangayu, sawit hanya dihargai pengusaha Rp 1.000 perkilogramnya.

Mendengar keluhan warga, Menpan kemudian memanggil salah satu pimpinan perusahaan kelapa sawit di Pasangkayu, yang juga hadir bersama warga di tempat tersebut.

Menpan langsung mengklarifikasi apa alasan harga sawit di Kalimantan berbeda jauh dengan harga sawit di Pasangayu, padahal dasar ketentuannya sama.

Saat mendengar penjelasannya, Andi memberi peringatan. Bagi siapa saja yang menjadi mafia harga kelapa sawit akan mendapat penindakan pemerintah.

Ia bahkan mengingatkan pengusaha jika selama kepemimpinan Jokowi, ia sudah menjebloskan lebih dari 400 mafia ke dalam penjara dari 700 lebih kasus mafia yang terungkap.

”Saya tidak ingin pengusaha kelapa sawit merugi, tapi jangan pernah merugikan petani, karena ini tak disukai Presiden Jokowi. Anda tahu, sudah lebih dari 400 mafia telah dikirim ke penjara karena melakuan praktek curang yang merugikan rakyat kecil,” ujar Andi.

Menpan meminta Kapolda Sulbar yang ada di dekatnya untuk menindak tegas siapa saja pengusaha yang mencoba mempermainkan harga kelapa sawit, yang merugikan petani dan hanya mengutungkan sepihak perusahaan.

Hal ini menurut Mentan sangat tidak disukai Presiden Jokowi.

Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Andi menyerahkan bantuan bibit jagung, padi, kakao, mesin pompa air, serta bantuan replanting sawit dengan biaya Rp 25 juta per hektarnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/02/14042941/petani-pasangkayu-adukan-praktik-kartel-harga-sawit-kepada-mentan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke