Salin Artikel

Program Satu Desa Satu Perusahaan, Ridwan Kamil Libatkan IPB

Ridwan pun berencana melibatkan Institut Pertanian Bogor untuk membantu merancang program tersebut.

"Program satu desa satu perusahaan akan diseminarkan dua minggu lagi di IPB," ujar Emil, sapaan akrabnya, Kamis (1/11/2018).

Ia menjalaskan, IPB akan melakukan riset untuk menentukan komoditas yang dibutuhkan pasar serta mencari mitra sebagai pembelinya.

"Nanti gagasannya IPB akan mencarikan komoditas yang dibutuhkan di pasar. Apakah telur, jeruk nipis, buah mangga, ikan lele, IPB akan meriset komoditas yang dibutuhkan dan pasti laku. Perusahaannya akan dimitrakan sebagai pembeli. Setelah ditemukan pembelinya, nanti dicari tempat produksinya. Di situlah desa miskin kita akan gerakan dengan program satu desa satu perusahaan," tutur Emil.

Pada dasarnya, kata Emil, program satu desa satu perusahaan merupakan strategi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dengan harapan warga pedesaan bisa lebih mandiri tanpa harus merantau ke perkotaan.

"Tujuannya mengurangi ketimpangan desa dengan kota. Maka negara akan banyak berpihak maksimal ke menengah bawah di desa. Harapannya tidak ada lagi warga yang hijrah ke kota," ungkapnya.

Program itu juga diharapkan jadi strategi sebelum diberlakukannya moratorium larangan warga Jabar menjadi TKi informal.

"Harapannya tidak ada lagi anak petani kerja di pabrik, tidak ada lagi yang jadi TKW. Saya bercita-cita ingin bikin moratorium jika konsep kemandirian ini sudah berhasil. Saya sedih dengan kasus Majalengka ini, Teh Tuti yang tereksekusi mati di Arab Saudi. Jadi saya cari ke akarnya, dan akarnya adalah kemiskinan. Kenapa sampai Tuti dan ribuan orang lain harus pindah negara nyari sesuap nasi karena desanya gak ada upaya. Maka saya ingin berhentikan itu bertekad luar biasa," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/02/08210671/program-satu-desa-satu-perusahaan-ridwan-kamil-libatkan-ipb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke