Salin Artikel

Seorang Pendaki Jatuh ke Jurang Gunung Slamet, Ini Faktanya

KOMPAS.com - Safiq Fadilah (14) berhasil dievakuasi oleh Tim SAR dari dasar jurang sedalam 7 meter di sekitar puncak Gunung Slamet, pada hari Rabu (26/9/2018).

Safiq terpeleset bebatuan di kawasan batu merah di sekitar puncak. Kawasan tersebut memang dikenal rawan di kalangan para pendaki.

Sejumlah fakta terungkap dari peristiwa yang menimpa Safiq.

Safiq, santri dari Pondok Pesantren Nuruh Huda, Purbalingga, terjatuh ke jurang sedalam 7 meter saat mendaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. 

Melihat Safiq terjatuh hingga ke dasar jurang, salah satu rekan Safiq yang mendaki bersamanya, segera menelepon basecamp untuk meminta pertolongan.

“Sekitar pukul 12.15 WIB, basecamp menerima telepon mengaku dari pendaki. Dia melaporkan jika ada temannya yang jatuh ke jurang di kawasan batu merah puncak,” kata Slamet Ardiansyah, koordinator basecamp.

Tim SAR pun segera berangkat ke lokasi jatuhnya Safiq dan melakukan evakuasi. Safiq segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Proses evakuasi Safiq membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit.

“Evakuasi berlangsung sekitar 60 menit hingga berhasil mengangkat korban dari dasar jurang menjelang Maghrib," kata Slamet.

Korban lalu ditandu dari puncak hingga ke basecamp. Setelah itu Safiq dilarikan ke Puskesmas Karangreja dan akhirnya dirujuk ke RS Siaga Medika.

“Korban mengalami luka di bagian pelipis karena terbentur batu saat terjatuh,” tuturnya.

Untuk menghindari hal serupa, Slamet mengimbau kepada pendaki untuk meningkatkan kewaspadaan ketika berada di kawasan batu merah dan batas vegetasi sekitar puncak.

Di kalangan pendaki, kawasan batu merah di puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah, memang dikenal rawan pendaki terpeleset atau jatuh ke jurang.

Hal itu disebabkan kawasan penuh batu dan vegetasi yang labil. Slamet pun menghimbau para pendaki yang melintasi batu merah harus berhati-hati.

“Medan berupa batu kerikil vulkanik berwarna merah yang labil, kebanyakan pendaki yang jatuh ke jurang karena berlari dan terpeleset,” jelasnya.

Selain itu, pihak pengelola jalur Bambangan melarang pendaki berada di puncak lebih dari pukul 12.00. Sebab setelah lewat tengah hari, cuaca di puncak dapat berubah hanya dalam hitungan menit.

“Kami juga batasi durasi pendaki di puncak tidak lebih dari 50 menit, walaupun sekarang statusnya normal, namun Gunung Slamet itu gunung aktif, jadi mengantisipasi keluarnya gas beracun dari dalam kawah,” katanya.

Pasca Safiq terjatuh ke lereng, pihak pengelola jalur Bambangan, melarang pendaki berada di puncak lebih dari pukul 12.00.

Menurut petugas, setelah lewat setengah hari, cuaca di puncak dapat berubah hanya dalam hitungan menit.

“Kami juga batasi durasi pendaki di puncak tidak lebih dari 50 menit, walaupun sekarang statusnya normal, namun Gunung Slamet itu gunung aktif, jadi mengantisipasi keluarnya gas beracun dari dalam kawah," katanya.

Sumber: KOMPAS.com (m Iqbal Fahmi)

https://regional.kompas.com/read/2018/09/28/06365531/seorang-pendaki-jatuh-ke-jurang-gunung-slamet-ini-faktanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke