Salin Artikel

Pesan Ibu untuk Jafro, Atlet Paralayang Peraih Emas, "Jangan Salah Langkah, Jaga Matanya" (4)

Pada saat-saat awal menjadi atlet, Jafro tidak memiliki parasut untuk terbang. Ia bergantung pada Komunitas Ayokitakemon yang menjadi wadah bagi Jafro dalam memulai kariernya sebagai atlet paralayang.

"Belum punya parasut, masih dari klub. Kan dari klub itu dapat," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/8/2018) malam.

Namun semangatnya sebagai atlet paralayang tidak pernah padam. Apalagi setelah dia meraih juara 3 junior Batu Open Paragliding, prestasi pertamanya sebagai atlet di tahun 2011.

Keterbatasan tidak lagi menjadi penghalang. Jafro bermimpi untuk menjadi atlet paralayang yang terus berprestasi.

"Karena ingin berprestasi gitu di paralayang. Karena pertama kali ikut kejuaraan alhamdulillah bisa menghasilkan," katanya.

"Akhirnya walaupun enggak ada dana aku melipat (sebagai paraboy) buat ojek naik saat latihan. Supaya terus berprestasi. Jadi melipat parasut dulu mas. Jadi jongos dulu," kata atlet yang juga seorang paraboy itu.

Jafro baru memiliki parasut paralayang sendiri setelah berhasil menyumbang emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun 2016. Bonus yang didapatnya sebagian dibuat untuk membeli parasut.

Pesan orangtua

Kini, atlet kelahiran 18 Maret 1996 itu tengah berada di masa keemasannya. Ia berhasil meraih medali emas dalam ajang Asian Games 2018 cabang olahraga paragliding atau paralayang dalam nomor ketepatan mendarat perorangan atau men's individual accuracy di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat pada Kamis (23/8/2018). Ia juga menyumbang medali emas di nomor akurasi beregu putra atau men's team accuracy.

Bonus Rp 1,5 miliar dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI tengah menantinya. Jafro pun sudah berjanji untuk menyisihkan sebagain dari bonusnya itu untuk kegiatan sosial.

"Intinya kalau dapat, ya disisihin untuk sosial. Ya terus yang lainnya ya untuk masa depan," katanya yang masih berada di arena Asian Games.

Budi Sutrisno, ayah Jafro, menganggap keberhasilan anaknya sebagai hasil dari usaha kerasnya. Apalagi, ia yang hanya seorang petani tidak mampu memberikan fasilitas yang memadai untuk Jafro.

"Tidak ada berkah tanpa jerih payah. Kalau tidak bekerja keras tidak ada berkah," katanya.

Suliasih, Ibunda Jafro meminta anaknya tetap fokus sebagai atlet paralayang.

"Hati-hati, jangan sampai salah langkah, salah tingkah, salah bicara. Matanya dijaga. Tidur harus teratur," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/28/08013461/pesan-ibu-untuk-jafro-atlet-paralayang-peraih-emas-jangan-salah-langkah-jaga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke