Salin Artikel

"Budaya Minum Susu di Indonesia Masih Rendah"

BPS mencatat, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter per kapita per tahun. Angka ini sangat kecil dibanding data USDA Foreign Agricultural Service 2016 (PDF).

Dalam data tersebut, Malaysia 50,9 liter, Thailand 33,7 liter, dan Filipina 22,1 liter.

"Budaya minum susu di Indonesia masih rendah," ujar guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Ahmad Sulaeman dalam rilisnya, Senin (20/8/2018).

"Produksi susu segar di Indonesia sendiri baru mencapai 920.093,41 ton pada 2017. Angkanya hanya naik 0,81 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 912.735,01 ton," tambahnya.

Ahmad menjelaskan, dari berbagai jenis susu yang beredar di pasaran, susu kental manis merupakan jenis susu yang paling banyak dibeli masyarakat Indonesia.

Menurut pakar gizi sekaligus Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI) Ahmad Syafiq, susu kental manis memiliki kandungan energi yang diperlukan untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat, termasuk anak-anak.

“Susu kental manis tidak masalah dikonsumsi secara proporsional. Tapi kalau sudah berlebih, apapun juga tidak boleh," katanya.

Menurut Syafiq, kandungan lemak dan gula dalam susu kental manis sudah diatur dalam Perka BPOM 21/2016 tentang Kategori Pangan dan Standar Nasional Indonesia Nomor 2971: 2011 tentang susu kental manis.

Dalam aturan tersebut disebutkan kombinasi gula dan lemak pada produk ini adalah 51-56 persen dengan kandungan gula 43-48 persen.

Susu kental manis sebagai minuman, harus dicampur dengan air. Sehingga, setelah dilarutkan sesuai saran penyajian, kandungan susu kental manis memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 3,5 gr, total padatan.

Syafiq mengatakan, siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan. Namun perlu diingat, susu kental manis tidak cocok untuk bayi (0–12 bulan) dan bukan untuk menggantikan ASI.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/20/22170101/budaya-minum-susu-di-indonesia-masih-rendah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke