Salin Artikel

469 Orang Tewas akibat Gempa Lombok, Tim SAR Harap Tak Ada Lagi Korban

Data terakhir hingga Jumat (17/8/2018), tercatat 469 orang meninggal dunia, 1.054 orang mengalami luka luka dan dirawat di sejumlah tenda pengungsian di Lombok Utara dan Kota Mataram.

Untuk sementara ini korban yang berhasil ditemukan pada Kamis lalu, adalah tiga orang yang merupakan satu keluarga. Mereka ditemukan di longsoran Dompu Indah, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, masing masing atas nama Hendra Ziriadi (33) dan dua anak laki lakinya, Lutfi (9) dan Fatih (1,7) tahun.

"Mereka semoga korban terakhir yang berhasil kami evakuasi. Kita berdoa tak ada korban lagi dan bencana ini segera berakhir," kata Juru Bicara SAR Mataram, I Gusti Lanang, Jumat.

Pasca-proses evakuasi terakhir, seluruh Tim SAR bersama TNI, Polri, Ditsatwa Polda NTB, Pemadam Kebakaran, dan Dinas Pekerjaan Umum NTB kembali ke posko Utama di Lapangan Tanjung. Mereka akan menunggu jika ada laporan kehilangan dari warga.

"Kami akan bersiaga hingga tanggap darurat berakhir tanggal 25 Agustus nanti. Semoga semuanya berakhir dan tak ada lagi warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka," ucap Lanang.

Salah satu desa yang juga terdampak cukup parah adalah Desa Gumantar di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Sebanyak 47 orang dilaporkan meninggal dunia di Desa Gumantar.

Mereka juga membutuhkan logistik yang selama ini tak banyak diperoleh dari pemerintah. Sebagian besar bantuan mereka peroleh dari relawan.

"Kami telah men-dropping sejumlah bantuan logistik dan kebutuhan sandang masyarakat di Gumantar, masyarakat membutuhkan perhatian lebih pemerintah," kata Koordinator Tim Peduli Gempa Lombok, Dwi Sudarsono, pada Kompas.com.

Dwi juga mengatakan bahwa dia bersama tim yang terdiri dari sejumlah NGO, Samanta, Solidatitas Masyarakat Untuk Transparansi (Somasi NTB), Santai (Yayasan Tunas Alam Indonesia), Yayasan Pedalangan Wayang Sasak (YangSasak), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram, selain memberikan bantuan logistik juga melakukan pendataan. 

Ini dilakukan agar tercatat berapa rumah warga yang rusak parah, rusak ringan, meninggal dan mengalami luka luka.

"Kami juga memberikan upaya mengungsi semangat mereka untuk bangkit lagi dan mulai membersihkan puing-puing rumah mereka. Agar perlahan-lahan bisa mengurai tumpukan material yang membuat mereka trauma," kata Dwi

Hal senada diungkapkan Isdina Putri dari organisasi YangSasak, yang akan melakukan upaya trauma healing. Bantuan penyembuhan trauma tak hanya diberikan untuk anak-anak, tetapi juga orang tua.

"Karena yang kebih sulit dihilangkan traumanya justru orang orang dewasa. Saya juga menilai masyarakat di Lombok ini termasuk orang orang yang kuat dan memiliki daya hidup yang tinggi, terbukti dari kemauan mereka untuk bangkit dan memulai kehidupan mereka. Karena mereka tak mau berpangku tangan dan tergerak untuk selalu beraktivitas seperti sedia kala," ucap Isdina.

Berdasarkan data BPBD NTB, hingga kini jumlah pengungsi di seluruh Lombok tercatat 417.529 jiwa sementara bangunan dan fasilitas umum yang rusak sebanyak 71.937 unit.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/17/18482681/469-orang-tewas-akibat-gempa-lombok-tim-sar-harap-tak-ada-lagi-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke