Salin Artikel

Viral Aksi Pemuda Protes di DPRD Bombana, Kesal Jalan di Desanya Tidak Diperbaiki

Tindakan yang terbilang berani itu dilakukan Justang tak lain untuk menuntut perbaikan jalan di kampungnya yang mengalami rusak parah dan sulit dilintasi kendaraan.

Kedatangannya ke gedung DPRD Bombana bertepatan dengan pelaksanaan rapat paripurna dewan yang juga dihadiri Wakil Bupati Bombana, Johan Salim.

Justang yang terlanjur kesal dengan kondisi jalan di kampungnya langsung menyampaikan aspirasinya dengan penuh emosi.

Tindakan pemuda lulusan Universitas Negeri Makassar ini sontak direspon berlebihan oleh petugas satpol PP dan ASN yang berada di lokasi.

Bahkan seorang anggota DPRD Bombana mengaku bahwa dirinya adalah mantan preman dan langsung direspon Justang bahwa dirinya bukanlah preman.

Aksi berani Justang ini pun viral di media sosial. Akibat aksinya itu, ia harus berurusan dengan pihak kepolisian karena dinilai telah melawan pejabat negara dan menyalahi administrasi.

"Sempat dibawa ke Polsek dan sudah ada kesepakatan damai antara saya dengan pihak DPRD Bombana dan wakil bupati. Saya memang emosi saat itu dan sudah minta maaf saat ketemu dengan ketua DPRD Bombana," ungkap Justang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (12/7/2018).

Justang membenarkan aksi protes yang terekam video warga dan menjadi viral di media sosial. Aksi itu dilakukannya seorang diri lantaran sudah tidak tahan dengan kondisi jalan yang menghubungkan antara kampungnya di Kecamatan Mata Oleo menuju Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana.

"Benar saya datang protes masalah jalanan yang berlumpur dan susah dilewati kalau hujan datang seperti saat ini. Kondisi ini sudah lama dihadapi masyarakat Mata Oleo, sejak Bombana jadi kabupaten sampai sekarang masih begitu juga," tuturnya kepada Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Ia mengaku, pemerintah daerah sudah pernah memperbaki jalan dengan pengerasan dan sebagian diaspal. Namun saat musim hujan datang, kondisi jalan berlumpur sehingga membutuhkan waktu lama untuk dilewati.

"Sebenarnya jarak tempuhnya kalau tidak berlumpur hanya 30 menit tiba di Rumbia, saat hujan dan jalan rusak sampai 2 jam bahkan 3 jam kita lewati," terang Justang.

Bahkan, beberapa mobil sering tertanam akibat lumpur. Ditambah lagi jika malam hari melewati jalan tersebut suasana mencekam dan rawan kecelakaan karena tidak ada penerangan jalan.

Akibat akses jalan rusak, lanjut Justang, perekonomian warga juga ikut terganggu. Bahan sembako ikut mahal dan hasil pertanian dan perikanan warga juga susah dipasarkan.

Wajar

Bupati Bombana Tafdil menilai wajar aksi yang sang pemuda itu. Sebab, persoalan jalan merupakan kebutuhan masyarakat umum dan harus segera ditangani.

“Kami sangat memaklumi semuanya karena ini adalah bagian dari protes warga Mata Oleo demi kelancaran aktivitas masyarakat di sana,” ujar Tafdil, Kamis (7/7/2018).

Bupati dua periode ini mengungkapkan bahwa penanganan jalan di Mata Oleo saat ini masih sulit karena kondisi cuaca buruk.

Ia mengaku, telah membahas aspirasi warga tersebut dengan dinas pekerjaan umum (PU) dan tata ruang. Namun, tetap tidak bisa ditangani untuk saat ini.

“Kalau dimasukkan alat berat ke sana sekarang pasti jadi bubur tanahnya karena kondisi tanah yang belum matang. Jadi saat ini kami masih mencari celah dan kita tunggu dulu sampai tanahnya keras atau cuaca panas untuk ditangani secepatnya,” katanya.

Oleh karena itu, Tafdil berharap kesabaran dari masyarakat Mata Oleo. Jika hal tersebut dipaksakan, maka sama halnya dengan membuang-buang anggaran.

"Untuk sementara, masyarakat di Desa Tajuncu dan Desa Liano diharapkan agar bisa memutar lewat Kelurahan Bambaea untuk lebih cepat menuju ke ibukota Rumbia," terangnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/07/12/17581201/viral-aksi-pemuda-protes-di-dprd-bombana-kesal-jalan-di-desanya-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke