Salin Artikel

TPA Lokasi Pemulung Tertimbun Sampah, "Overload" Sejak 3 Tahun Lalu

Saat kejadian, Agus sedang memungut sampah. Ia tidak bisa menghindar saat gundukan sampah di atasnya longsor.

Kepala UPT TPA Supit Urang, Turut Setiaji mengatakan, TPA itu rawan bagi pemulung. Sebab, TPA sudah overload sehingga gundukan sampah sangat tinggi dan menyerupai tebing.

"Overload sudah sejak tiga tahun lalu," tuturnya.

Turut menjelaskan, lokasi TPA seluas 32 hektar. Namun yang digunakan sekitar 16 hektar. Sisanya, seluas 16 hektar masih dalam proses pembangunan.

"TPA luasnya 32 hektar. 16 hektar yang eksisting," imbuhnya.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku akan membuat pengumuman zona rawan bagi pemulung di lokasi tersebut.

"Laporan dari teman-teman di DLH (Dinas Lingkungan Hidup), lahan ini sebenarnya sudah rawan. Ke depan nanti dikasih tanda-tanda kalau rawan. Zona rawan untuk pemulung," katanya.

Per hari, sambung dia, sekitar 500 ton sampah masuk ke TPA tersebut. Hal itu membuat TPA overload dan harus segera dicarikan solusi.

"Memang kita lihat, lahan kita sudah memprihatinkan, setiap hari ada 500 ton sampah. Ini semakin menumpuk. Dan kita cari solusi. Ini sudah ada pembelajaran bagi Pemkot dan bagi pemulung," tuturnya.

Kepala DLH Kota Malang Edy Agoes Poetranto mengatakan, perlu ada solusi dalam pengelolaan sampah sehingga sampah tidak menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Perlu mengurangi sampah dari sumbernya," bebernya.

Sebelumnya, Agus Sujarno (45) tertimbun longsoran sampah saat memulung di tepi tebing blok 2 sekitar pukul 13.00 WIB.

Gundungan sampah yang ada di atasnya tiba-tiba ambles mengenai dirinya.

Sementara itu, Miskan yang berada di lokasi yang sama berhasil menyelamatkan diri dengan menancapkan tongkatnya untuk dibuat pegangan.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/11/23193611/tpa-lokasi-pemulung-tertimbun-sampah-overload-sejak-3-tahun-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke